TENG...TENG...
Suara dari bel disekolah berbunyi dua kali diwaktu pagi. Pertanda, bahwa waktu untuk masuk kelas dan belajar tiba. Para murid yang mendengar bergegas untuk masuk, berbeda dengan murid yang lain terlihat berdiri digerbang, karena telat datang.
Terlihat, Hyejin yang duduk dikursinya dengan salah satu tangannya berada di pelipis matanya. Ia sedang memikirkan kembali tentang kode yang ia dapat dari teman sekelasnya Seoyun.
"Hyejin."
Panggilan itu sontak membuat Hyejin menoleh, "Ouh...Natasha."
"Ada apa Hyejin? Dari tadi kau terus melamun." ucap Natasha membuat Bora ikut menoleh.
"Jika ada sesuatu, kau boleh memberitahu kami." sahut Bora.
Hyejin menggeleng kecil dengan senyumannya, "Aku baik-baik saja. Jangan dipikirkan."
Bora dan Natasha menoleh saling melempar pandang. Ketika mereka ingin bertanya lebih lanjut, seorang siswa disana tiba-tiba berlari dari luar memberitahu bahwa guru sedang dalam perlajalan menuju kelas mereka.
Sontak, para murid langsung berlarian duduk rapih dikursi mereka masing-masing. Menyambut guru yang datang dengan baik.
••^••
Bel sekolah kembali berbunyi tapi dengan nada yang sedikit lama. Pertanda, bahwa waktu sekolah telah selesai.
Berbeda dengan para murid yang lain yang bergegas untuk kembali pulang. Hyejin kini berjalan dilorong menuju kelas Namgi. Dirinya ingin bertemu, dan menanyakan banyak hal tentang apa yang dimaksud olehnya kemarin.
Dari kejauhan Hyejin melihat dua wanita kemarin, teman Namgi yang baru saja keluar dari kelasnya.
Hyejin berlari menghampiri sembari memanggil mereka berdua. Kedua wanita yang mendengar sebuah panggilan sontak memberhentikan langkahnya. Menunggu, orang yang memanggil menghampiri.
"Dimana Namgi?" tanya Hyejin.
Kedua wanita itu melempar pandang satu sama lain, lalu kembali menoleh melihat kearah Hyejin. "Namgi tidak sekolah, ia sedang sakit." balas salah satu dari mereka.
"Sakit? Sakit apa?"
Kedua wanita itu tidak menjawab, mereka kembali melempar pandang satu sama lain, kemudian izin pergi kepada Hyejin.
Hyejin terdiam, ia berbalik memperhatikan punggung kedua wanita itu yang mulai pergi menjauh. "Ada apa dengan mereka?"
Hyejin kembali berbalik dengan menghela nafas pelan. Pandangannya naik, melihat kearah kelas milik Namgi, lalu berjalan masuk kedalam.
Karena tidak tahu kursi milik Namgi, Hyejin hanya berjalan pelan sembari mengabsen setiap kursi yang berada disana.
Karena tidak menemukan apapun, dan orang yang ditujunya tidak ada. Hyejin berniat untuk kembali saja. Dengan dirinya yang sekarang berhenti di kursi paling belakang.
Sebelum berjalan kembali, Hyejin menoleh kearah lemari loker yang berada dibelakang. Pintu loker itu sedikit terbuka, membuat Hyejin terusik untuk menutup kembali.
Hyejin melangkah menghampiri, "Ada-ada saja." gumamnya.
Ketika sampai didepan pintu loker. Loker yang berada pas didepan wajahnya. Tangannya terangkat, menyentuh gagang kecil untuk memberi dorongan supaya tertutup.
Namun ketika ditutup, pintu loker itu tidak tertutup rapat. Membuat Hyejin sedikit memiringkan kepalanya untuk melihat bagian bawah pintu loker.
Ternyata secarik kertas mengganjal pintu. Hyejin meraih kertas itu dengan tangannya yang lain. Ia sedikit merapihkan kertas karena terlihat kertas itu yang sedikit tergulung.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...