Hyejin kembali pulang dengan perasaannya yang diselimuti rasa bersalah. Atas janjinya yang tak bisa dipegang untuk menjaga Namgi.
Keluarga Namgi yang sudah pindah. Mereka yang seperti tahu jika anaknya akan meninggal, kemudian pindah keluar kota agar jejak mereka tidak terbaca.
Hyejin masih bingung, kenapa keluarga Namgi pindah, sedangkan putrinya disini sedang dalam masa berat. Bahkan tetangga dekat mereka, tidak tahu kemana keluarga itu pergi.
"Sekarang apa yang harus kulakukan?"
Hyejin menghela nafas panjang, langkahnya berhenti sembari memandangi langit malam.
"Tunggu dulu! Aku masih memiliki Jimmy." Hyejin tersentak, ia baru menyadari jika Jimmy memiliki jawaban dari kode yang ia berikan.
Drrtt...
Merasa ponselnya bergetar, Hyejin meraih saku untuk mengambil ponsel dan melihat notifikasi apa yang muncul.
"Seorang gadis Berinisial N, ditemukan tewas bunuh diri dibelakang halaman kelasnya. Polisi menyatakan ia bunuh diri karena tidak menemukan luka apapun selain memar akibat benturan."
"Tidak ada luka?"
Hyejin memiringkan kepalanya bingung, ia baru menyadari jika luka ditubuh Namgi berbeda dengan luka ditubuh Kai dulu.
"Jika lukanya berbeda? Apa pelakunya juga berbeda?"
Hyejin menghela nafas kembali. Merasa lelah dengan pikirannya, ia memasukan ponsel kedalam saku dan kembali berjalan.
Kali ini, Hyejin akan mulai menyusun rencana. Dimulai dengan dirinya yang akan menyelesaikan masalah dengan Nattan lalu menyelesaikan misteri tentang pembunuhan ini.
"Aku akan membeli beberapa obat sebelum kembali pulang."
••^••
Pukul 21:43 malam.
Suasana sekitar yang sudah benar-benar sepi, Hyejin berjalan dijalan gang yang diapit oleh dua gedung menjulang tinggi dengan lampu penerangan yang mulai buram.Baru kali ini Hyejin merasa antusias untuk kembali pulang, mengistirahatkan tubuhnya yang sudah benar-benar lelah. Tangannya membawa sebuah plastik berisi obat yang ia beli diapotek terdekat.
Hyejin terdiam sejenak diambang pintu rumahnya. Sebelum akhirnya ia membuka pintu dan masuk kedalam dengan helaan nafasnya yang begitu berat.
Menutup kembali pintu, lalu mencari saklar lampu untuk menyalakan dan melihat ruangan yang begitu gelap.
Ketika lampu sudah menyala. Hyejin berbalik, dengan tubuhnya yang kembali diam mematung, terkejut dengan apa yang berada dihadapannya.
"Jungwoon??"
Sosok yang mengangetkan ternyata adalah Jungwoon. Lengkap dengan jas, celana hitam, bahkan sapu tangan hitam yang menyertai, menambah kesan dewasa untuk Jungwoon.
"Selamat datang, kakak."
Hyejin tersenyum simpul, "Kenapa kau disini? Apa karena luka yang sudah pulih total?"
"Sebenarnya... Jangsu mendatangiku dan bercerita... Tentang masalah yang terjadi antara kakak-"
"Aku mengerti." balas Hyejin yang langsung menghentikan ucapan Jungwoon. Hyejin kemudian terkekeh kecil sembari menghampiri. Mengatakan bahwa dirinya saat ini, benar-benar membutuhkan istirahat.
Jungwoon yang mendengar, dengan sigap ia memegang kedua tangan Hyejin. Menuntunnya untuk beristirahat diranjang kamar yang empuk. Selimut putih ditarik, ruangan hangat yang dilengkapi AC serta wangi dari tanaman herbal yang berada disudut ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...