26 || Restart

117 45 87
                                    

Ketika tiba diapartemen, Hyejin melihat mobil Jimmy yang terparkir tak jauh darisana. Pertanda bahwa Jimmy ada diapartemennya. Hyejin akhirnya berniat untuk menjenguk, sembari bertanya beberapa hal.

Sebelum pergi menjenguk, Hyejin membuat beberapa makanan. Karena tidak enak rasanya jika datang dengan tangan kosong.

Hyejin juga sudah menyiapkan makan malam untuk Jungwoon. "Makanlah terlebih dulu, mungkin aku akan lama."

Jungwoon menggeleng, "Aku akan menunggu."

Hyejin menatap Jungwoon yang penuh dengan keseriusan, ia terkekeh sembari mengusap lembut kepalanya. "Baiklah, tunggu aku." ucapnya sembari membawa makanan yang sudah disusun rapih dalam wadah.

Sebelum pergi, Hyejin meraih tasnya, mengambil secarik kertas disana, lalu memasukannya kekantong bajunya. Ia kemudian berbalik kembali kearah pintu.

Sedikit menaiki tangga untuk mencapai lantai kedua, Hyejin berdiri didepan pintu dan menekan bel. Menunggu beberapa saat sampai penghuni apartemen datang dan membukakan pintu.

Jimmy yang sedang merapihkan baju, ia mendengar suara bel pintunya berbunyi membuat dirinya terusik. Jimmy beranjak bangun, berjalan kearah pintu. Perlahan ia membuka pintu. "Hyejin?!"

"Hai." sapa lembut Hyejin.

Melihat ada tamu, Jimmy langsung mempersilahkannya untuk masuk kedalam. Ruangan sederhana dengan barang-barang tersusun begitu rapih. Hyejin lalu duduk dikursi sofa, melihat kearah Jimmy yang menutup kembali pintu dan berbalik menghampirinya.

"Wah tumben sekali." ucap Jimmy sembari ikut duduk disofa.

Hyejin mengaku bahwa dirinya ingin menjenguk Jimmy, ia juga meminta maaf karena dirumah sakit dirinya tidak menemani sampai Jimmy siuman. Jimmy jelas menolak permintaan maaf itu, ia menegaskan bahwa dirinyalah yang benar-benar merepotkan Hyejin.

Hyejin tersenyum lembut, ia berdiri bangun dari duduknya sembari memberikan makanan yang telah ia buat. Tetapi Jimmy malah gagal fokus dengan secarik kertas yang jatuh dari kantong baju Hyejin.

Alih-alih menerima makanan, ia lebih memilih untuk mengambil secarik kertas terlebih dahulu. "3 3 2 3 1 3 3?" bingung Jimmy melihat isi didalam kertas.

Hyejin yang melihat itu, ia duduk kembali sembari menaruh kembali makanan dimeja. "Sebenarnya aku baru saja pulang bermain dengan temanku. Kami bermain teka-teki, tapi sayangnya aku mendapatkan yang sulit."

Jimmy bangun, ia kembali duduk disofa dengan pandangan tidak lepas dari kertas itu. Jimmy lalu menoleh menatap Hyejin, bertanya apakah dirinya membutuhkan bantuan. "Kebetulan salah satu teman kerjaku pintar dalam kode seperti ini."

Hyejin tentu saja menolak, permainan biasa seperti itu terlalu merepotkan jika sampai meminta bantuan kepada seorang polisi. Tapi bagi Jimmy itu tidak masalah. Jimmy malah  berharap dirinya bisa membantu balik Hyejin.

Hyejin tersenyum lalu berterimakasih atas bantuan Jimmy. Ia kemudian kembali meraih makanan yang ia bawa dan memberikannya, berharap Jimmy menyukainya.

Jimmy menghela nafas pelan, "Hyejin... Tadi pagi kau memberikan makanan padaku. Sekarang kau memberikannya lagi? Itu sudah melewati batas, aku terlalu merepotkan."

Hyejin hanya merespon dengan senyumannya yang tak hilang, sembari mengulurkan makanan, berharap Jimmy mau menerimanya.

Jimmy yang awalnya merasa tidak enak, dengan rasa canggung mau tidak mau harus menerima kotak makanan itu. Jimmy kemudian berjanji akan membalas kebaikan Hyejin sebisa yang ia balas.

Hyejin sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan hal tersebut. Hal kecil seperti itu bukan bantuan besar yang harus wajib dibalas. Pemberian Hyejin, adalah gambaran bahwa Hyejin menyukai keberadaan Jimmy yang bertetangga dengannya.

REVENGE BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang