Hyejin tengah berbincang kecil dengan seorang nenek yang ia bantu menyeberang jalan.
"Terimakasih Seoyun... Kau selalu membantuku." ucap nenek itu.
Hyejin mengerutkan dahinya bingung, "Seoyun?"
Nenek itu terkekeh kecil. "Sudah dua hari lamanya aku tidak melihatmu. Sulit bagi nenek tua sepertiku untuk menyebrang jalan." balasnya sembari masuk ketoko swalayan.
Hyejin masih bingung, tapi ia tidak terlalu menggubrisnya. Hyejin pikir mungkin Seoyun adalah cucu, atau kerabat dari nenek itu. Ditambah dengan usia yang sudah rentan, ingatannya pasti juga sudah mulai rentan.
Tak lama berselang Hyejin ingat bahwa tadi ada seseorang yang mengejarnya, ia berbalik melihat kebelakang tapi orang itu sudah menghilang. Akhirnya Hyejin kembali melanjutkan jalan pulangnya.
Dalam perjalanan Hyejin mendapat telpon dari Nattan. Hyejin membuka ponselnya dan mengangkat telpon.
Call
"Hyejin... Aku mau kau berhati-hati dengan Jimmy."
"Jimmy? Polisi Jimmy!?"
"Aku mendapat laporan dari Wang bahwa ia pindah ke sana. Aku tidak suka dengannya, jadi kau harus tetap waspada terhadap orang itu."
"Baiklah tuan."
Sebelum Hyejin menutup telpon, ia memberitahu kepada Nattan bahwa tidak ada ancaman lagi yang menuju pada Mykel. Hyejin juga sudah mengecek kantor sekolah kembali, bahwa jejak tentang Kai sudah ia amankan semuanya.
Nattan memuji kerja Hyejin lalu menutup telpon. Sebelum ponselnya ia matikan, Hyejin melihat akunnya diaplikasi Instragram. "Wah ternyata aku populer juga." ucapnya bangga pada diri sendiri.
Tapi kembali lagi, Hyejin tidak terlalu peduli tentang kepopuleran, meskipun itu hal yang sangat luarbiasa. Hyejin lebih memilih mematikan ponselnya dan melanjutkan perjalanannya.
Hyejin mampir sebentar ketoko buku Yime yang ternyata disana sudah ada Kenza. Yime mempersilahkan Hyejin masuk sedangkan ia akan menjemput Mina yang masih bermain dirumah temannya, ia juga menitipkan toko pada Hyejin selama ia pergi.
Hyejin berjalan kesetiap rak memilih buku untuk dibaca, setelah mendapatkannya ia lalu mendekati sofa dan duduk dibawah dengan menghadap kedepan meja. Hyejin berniat untuk meneruskan tugas tadi sedangkan buku yang ia pilih akan ia baca dirumah.
Hyejin sempat menoleh kearah Kenza yang sibuk membaca buku, duduk dikursi sofa dihadapannya. Namun karena tidak ada balasan dari lawan, Hyejin kemudian mengambil pulpennya dan mulai menulis.
Beberapa menit berlalu. Hyejin merasa mengantuk karena menulis dengan posisi buku lebih dekat kewajah membuatnya cepat lelah, sempat memaksakan tapi pada akhirnya rasa kantuk lebih kuat, membuat Hyejin tertidur diatas bukunya.
Suara bel pintu berbunyi pertanda ada seseorang yang masuk, Kenza menoleh dan ternyata ada pelanggan. Tak mau membangunkan Hyejin, dengan perlahan ia berdiri dan melayani sang pelanggan.
Setelah selesai ia kembali mengambil bukunya berniat melanjutkan membaca. Kenza ingin fokus kembali membaca tapi matanya selalu ingin melihat kearah Hyejin. Tangannya yang memegang buku perlahan turun dan merapihkan rambut Hyejin.
"Kenapa kau membuatku berbeda? Tidak mungkin kan jika aku menyukaimu kan?" gumam Kenza.
Suara Kenza berhasil mengusik Hyejin, peralahan kelopan mata Hyejin terbuka menatap lawan yang merapihkan rambutnya.
Kenza terkejut, dirinya sempat membeku lalu tiba-tiba bangun mengambil bukunya dan beranjak pergi begitu saja.
Hyejin terdiam sejenak, ia perlahan meregangkan tubuhnya. Dengan mata yang setengah tertutup yang sepertinya Hyejin tidak sadar dengan kejadian yang baru saja terjadi. Dirinya bangun merapihkan alat tulisnya dan beranjak ke arah pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...