"Jadi gadis perundung itu mati? Syukurlah."
"Aku berterimakasih kepada tuhan karena telah menghukum gadis itu."
Banyak sekali orang yang mengolok-olok dan membicarakan Namgi dari kejauhan bahkan ketika gadis itu sudah mati terkapar didalam mobil ambulans.
Berbeda dengan kasus Kai sebelumnya. Para murid yang lain merasa iba dan berbondong-bondong untuk mengantar jasad Kai kepemakaman. Berbanding terbalik dengan Namgi, para murid acuh tak acuh terhadapnya. Mungkin karena latar belakang Namgi yang memang seorang perundung.
Kelapa sekolah Lee, sekaligus kakek dari Namgi terlihat begitu terpukul atas kepergian cucunya. Ia kemudian memberikan pengumuman kepada para murid untuk memperbolehkan mereka kembali pulang.
Dan juga, sekolah mereka akan ditutup selama beberapa hari kedepan untuk memudahkan polisi menginvestigasi sekaligus supaya tidak ada korban yang jatuh kembali.
Dari banyaknya murid yang tidak peduli. Terlihat dibalik kerumunan, Bora yang mengepalkan kedua tangannya didada, sembari menatap sedih kearah mobil ambulans.
Bukan tanpa sebab ia melakukan itu, hanya saja. Kejadian yang baru saja terjadi mengingatkannya tentang mendiang kakaknya. Orang yang pertama kali mati dengan cara jatuh dari atap gedung, setelah itu Kai, lalu Namgi.
"Kau baik-baik saja?" tanya Giboom yang merangkulnya tangannya.
Bora menoleh, melihat bahwa Giboom yang datang. Ia menyenderkan kepalanya dibahu Giboom, "Aku takut."
"Aku akan melindungimu." balas Giboom, sekilas mengecup rambut Bora.
Disisi lain kerumunan, Charles terlihat tengah sibuk mencari keberadaan Hyejin. Dirinya ingin bertanya lebih tentang kasus yang baru saja terjadi.
Untungnya, bayangan Hyejin mulai terlihat. Charles langsung berlari menghampiri, dan memegang pergelangan tangan Hyejin membuat langkah keduanya berhenti. "Hyejin, aku ingin menanyakan sesuatu."
Merasa tangan digenggam, Hyejin berbalik menoleh menatap orang yang menggenggam.
Suasana berubah menjadi hening. Tak ada balasan dari Hyejin selain wajahnya yang datar, seperti memberi kode agar Charles melanjutkan ucapannya.
Charles tersentak, ia merasa ada yang janggal dari Hyejin. Dengan canggung, Charles perlahan menarik kembali tangannya seraya bertanya apakah Hyejin menemukan petunjuk tentang kasus itu.
"Maaf Charles, tapi aku sedang ingin sendiri."
Hyejin kemudian kembali berbalik, ketika hendak melangkah, Charles kembali menggenggam tangan Hyejin membuat langkahnya kembali terhenti. "Kenapa kau seperti menghindariku?"
Hyejin melepas tangan Charles, dengan ayunan yang cukup kuat membuat lelaki itu memekik sakit. "Ah-"
Mendengar pekikan, Hyejin menoleh cepat melihat Charles yang tengah mengusap pergelangan tangannya. Merasa bersalah, Hyejin kemudian berniat untuk bertanya, tapi niatnya harus terulung mendengar seseorang memanggil nama Charles dari kejauhan.
"Charles."
Suara itu membuat Hyejin maupun Charles menoleh kearah suara yang ternyata adalah Natasha. Dengan sedikit berlari Natasha menghampiri mereka berdua, lalu berdiri tepat disamping Charles.
Entah kenapa, perasaan Hyejin berubah kesal. Tanpa sepatah katapun, Hyejin kembali berbalik dan pergi meninggalkan mereka berdua disana.
Natasha bingung dengan tingkah Hyejin yang begitu berbeda dari biasanya. Ia kemudian menoleh kearah Charles yang tengah memegangi pergelangan tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...