"Hyejin!"
Jimmy masih berteriak mencari Hyejin. Meskipun langkah yang mulai sempoyongan dan kepala pusing akibat darah yang keluar dari sayatan tadi.
Sampai ketika ia melihat kearah tiang lampu, ia melihat Hyejin disana, keluar dari persembunyiannya.
Melihat itu Jimmy menghela nafas lega lalu ambruk begitu saja ke aspal jalan. Membuat Hyejin langsung menghampiri Jimmy.
"Jimmy! Kau tidak apa-apa?"
Hyejin melihat luka cukup besar disalah satu tangan Jimmy, darah begitu deras mengalir. Hyejin mencoba menyumbat darah dengan tanganya, ia menggoyang pelan tubuh Jimmy agar tetap tersadar. Jimmy hanya tersenyum dengan mata yang perlahan mulai menutup.
••^••
Matahari pagi telah kembali dengan membawa sinarnya yang hangat. Seseorang terusik dengan cahaya matahari yang yang menyentuh wajahnya, yang sedang tertidur, ia membuka kelopak matanya perlahan, dan mulai bangun diikuti oleh tubuhnya.
Menggelengkan pelan kepalanya berharap rasa pusing dari tidur semalam hilang, merasa sudah sadar total, ia lalu melihat sekeliling.
"Kau sudah bangun? Tuan Jimmy."
"Ibu? Yime?"
Yime menghampiri lalu duduk dikursi dekat ranjang, dengan meletakkan gelas berisi air mineral dilemari kecil disana. Yime juga mengatakan bahwa Hyejin lah yang menyuruhnya untuk menjaga Jimmy.
Mendengar itu Jimmy menjadi tidak enak karena sudah merepotkan, tapi Yime sama sekali tidak keberatan, ia malah menyuruh Jimmy untuk tidak banyak bergerak supaya lekas membaik.
Jimmy yang tersadar bahwa dirinya terluka, ia lalu melihat luka ditangannya yang kini sudah dilapisi oleh perban, dengan satu tangannya yang lain yang terdapat suntik infus.
"Kalau begitu terimakasih." ucap Jimmy menoleh kearah Yime.
"Seharusnya kau berterimakasih kepada Hyejin. Semalam ia yang membawamu sendirian kemari." balas Yime sembari mengambil sesuatu.
Jimmy kembali teringat dengan kejadian semalam, dimana ia mencoba untuk menangkap pelaku pembunuhan tapi dirinya malah terkena serangan. "Hyejin pasti kesulitan karena diriku." batin Jimmy.
Jimmy menoleh kearah Yime yang mengeluarkan sebuah kotak."Ini dari Hyejin, ia meminta maaf karena tidak menemanimu sampai siuman." ucap Yime dengan memberikan kotak nasi kepada Jimmy.
Jimmy mengambil kotak nasi itu, ia perlahan membukanya melihat isi didalam. Ada banyak aneka makanan, Jimmy terkekeh, ia tak menyangka Hyejin akan membuat semua itu untuknya.
∞•Ω•∞
Taman hiburan yang ramai dengan pengunjung. Lampu kelap-kelip, wahana yang berjajar, kuliner tak lepas dari pandangan. Banyak sekali orang-orang yang datang, mulai dari anak kecil, remaja bahkan yang sudah berkepala empat sekalipun.
Terlihat Hyejin yang menggandeng tangan Jungwoon digerbang masuk taman bermain menunggu teman-temannya tiba. Mereka berdua begitu takjub dengan apa yang dilihat oleh mata mereka. "Seperti masuk kedunia lain" batin Hyejin.
Tak lama, Natasha, Bora dan Giboom sampai disana, disusul oleh Kenza dan Charles. Bora melambaikan tangan sembari berlari kearah Hyejin.
"Wah kau cepat sekali." ucap Natasha menghampiri.
Hyejin tersenyum. "Karena aku bersemangat."
Mereka semua berkumpul membentuk pola lingkaran. Hyejin sekilas menatap Charles dan Kenza yang terlihat dengan wajah dingin mereka. Hyejin lalu mengembalikan pandanganya kearah Natasha yang sedang mengobrol dengan Bora.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...