Terlihat apartemen sederhana, dengan cat warna biru klasik yang mewarnai. Apartemen dengan tiga lantai.
Lantai ketiga dihuni oleh sepasang pengantin baru, Lantai kedua kosong, sedangkan lantai pertama ditempati Hyejin.
Hyejin merebahkan dirinya dikasur setelah melalui hari. "Padahal baru hari pertama sekolah. Tapi sudah begini" gerutunya kesal.
Hyejin bangun dari tempat tidurnya, berniat untuk membersihkan diri. Setelah selesai ia duduk dimeja belajar membuka laptopnya. Hyejin mencari tentang kasus bunuh diri
tahun lalu.Matanya mengabsen setiap berita yang muncul. Sampai ia menemukan kasus bunuh diri di Twilight High School. Ia membaca isi dari artikel tersebut.
Hyejin juga mencari tentang kasus pembunuhan yang baru-baru ini terjadi diwilayahnya. Ia mengambil ponsel menyalin semua yang dibutuhkan kedalam ponselnya. Kenapa begitu? Laptop Hyejin memiliki akun privat, jadi jejak digitalnya tidak akan mudah untuk dilacak orang lain.
Setelah selesai. Ia berniat untuk pergi ketoko buku Yime sembari membeli beberapa makanan. Hyejin keluar apartemen dengan hoodie dan celana yang sederhana. Tak lupa topi hitam yang tak pernah ia tinggalkan.
Hyejin berjalan dengan langit yang meredup pertanda malam akan tiba. Ponselnya mengeluarkan suara notifikasi membuat langkah Hyejin terhenti untuk melihat pesan tersebut.
Ternyata dari sekolahnya. Sekolah mengumumkan bahwa besok sekolah akan ditutup selama satu hari penuh.
Hyejin mulai berjalan kembali dengan matanya yang masih fokus pada layar ponsel. Tanpa ia sadari, ia menghalangi jalan pengendara skateboard yang melintas.
Hyejin yang kaget terjatuh bersamaan dengan pemuda itu. Hyejin berdiri menghampirinya mencoba untuk meminta maaf atas kecerobohannya.
Perlahan mata Hyejin mulai melihat wajah dari pemuda itu. "Kenza?" ucap Hyejin yang melongo melihatnya.
Kenza menaikan kepala sedikit, menatap balik orang dihadapannya. Ia terdiam. Tapi tak lama wajahnya berpaling, ia bangun dan beranjak pergi. Hyejin hanya diam mematung melihat punggung Kenza yang mulai menjauh.
Segerombolan pemuda dengan jumlah cukup banyak berdiri didepan membuat langkah dari Kenza terhenti. Entah apa yang terjadi. Kenza berbalik, berlari cepat menarik tangan Hyejin untuk berlari bersama.
Mereka berlari melewati lorong sepi sebuah gang. Hyejin bingung kenapa Kenza malah memilih untuk berlari.
Mereka berhenti, berbelok kearah kiri bersembunyi dibelakang tempat sampah besar yang ditutupi buku bekas, tempat itu cukup untuk menutupi tubuh mereka berdua.
Hyejin ingin bertanya tapi mulutnya ditutup oleh tangan Kenza. Terlihat ekspresi serius dari pemuda itu, matanya seperti elang yang tengah mengintai.
Para pemuda yang tadi mengejar berhenti ditempat yang sama. Mereka memeriksa setiap sudut, seperti tak ada celah untuk tikus bersembunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...