10 || Gun

138 42 55
                                    

Jimmy memberikan tumpangan karena ia juga ingin pergi ke Twilight High School.

"Jadi kau selalu berangkat sekolah jam segini?" tanya Jimmy membuka obrolan.

Hyejin tersenyum, sekilas ia menatap Jimmy sembari mengangguk pelan. Setelah itu tidak ada obrolan lagi sampai mereka tiba disekolah.

Hyejin turun dari mobil bersamaan dengan Jimmy. Ia juga berterimakasih karena sudah memberi tumpangan.

ketika Hyejin ingin berbalik, Jimmy menahan karena ia juga ingin masuk kedalam.

"Kau bisa mengantarku keruang guru?" tanya Jimmy.

"Tentu." balas Hyejin lembut.

Karena Jimmy menggunakan seragam polisinya membuat semua perhatian tertuju kepada mereka berdua. Tetapi Jimmy tidak terlalu menggubris, ia lebih memilih untuk mengobrol dengan Hyejin.

Setibanya mereka ditempat yang dituju, Jimmy berterimakasih lalu Hyejin berbalik pergi. Bahkan ketika Hyejin berjalan sendiri menuju kelas, pandangan orang-orang masih tertuju kearahnya.

Hyejin terus berjalan sampai tiba dikelas. Ia duduk dikursinya disambut hangat oleh Bora. Sampai salah satu sisiwi disana menghampiri Hyejin.

"Hyejin... Apa hubunganmu dengan polisi Jimmy?"

Hyejin mematung dan berfikir sejenak. "Jimmy? Aku dan dia tetangga, kebetulan ia ingin kesekolah jadi dia memberiku tumpangan." ucap Hyejin menjelaskan.

Mendengar penjelasan dari Hyejin para murid yang lain melongo kaget.

"Hyejin... Apa kau tidak tahu jika Jimmy adalah seorang pimpinan polisi termuda? Dia begitu terkenal dan banyak yang mengaguminya."

Hyejin memiringkan kepalanya, ia bingung. "Lantas?"

Salah satu siswi menggenggam tangan Hyejin, menggoyangkannya kecil. "Hyejin itu impianku dari dulu."

Hyejin hanya bisa menghela nafas. Keadaan semakin rusuh ketika salah satu siswa bertanya apakah mereka memiliki sebuah hubungan. Hyejin ingin menjelaskan tapi ia kesusahan karena murid lain terus berbicara.

Mereka serasi.

Tampan dan cantik. Aku setuju.

Brukkkhh

Terdengar suara geprakan meja. Kali ini bukan Charles melainkan Kenza. "Bisakah kalian diam?" ucapnya penuh penekanan.

Hyejin menoleh melihat kearah Kenza. Mata mereka beradu, tapi Kenza memalingkan tatapanya dan kembali duduk.

Melihat Kenza yang kesal, para murid yang melihat itu kembali ke kursinya masing-masing.

Hyejin berbalik kedepan kearah Bora. "Apa aku terlalu berisik?" Hyejin berbisik kepada Bora. Namun, Bora menggeleng pelan lalu berbalik duduk kembali kedepan.

Natasha yang sedari tadi melihat ia mengerti dengan situasi. Matanya melirik kearah Kenza dan kembali melihat kearah Hyejin.

••^••

Jam istirahat pertama telah tiba. Hyejin yang selesai mengerjakan tugasnya merapihkan alat tulisnya. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ia meraih sakunya dan melihat bahwa ada yang menelpon. "Tuan Nattan?" gumamnya.

Karena Bora dan Natasha sedang asik mengobrol, Hyejin bangun dan beranjak pergi keatap sekolah.

Call

"Ada apa tuan?" tanya Hyejin.

"Aku mendapat sebuah kabar dari kasus bunuh diri kemarin. Ternyata ia adalah orang penting."

REVENGE BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang