46 || Jangsu

58 25 31
                                    

Mendengar suara itu, Hyejin dengan cepat kembali menoleh. Suara teriakan, melihat orang-orang yang keluar dari dalam, sembari menutupi area kepala mereka.

Asap berwarna hitam mulai keluar, pertanda bahwa sebuah api pasti menyala didalam. Hyejin diam mematung memperhatikan, dirinya ingin masuk untuk mengecek tapi dirinya takut bahwa akan terjadi ledakan susulan.

Hyejin memilih untuk mengambil ponsel di sakunya untuk menelpon polisi, unit kepolisian Jimmy. Sembari menunggu, Hyejin terlihat membantu orang-orang yang baru keluar dengan keadaan batuk-batuk akibat tersedak asap hitam.

"Apa yang terjadi didalam?" tanya Hyejin kedapa seorang pria yang terduduk memegangi kepalanya yang sedikit terluka.

"Aku tidak tahu. Yang aku rasakan hanya serpihan kaca yang melesat dikepalaku."

Hyejin kembali bertanya, apakah masih ada orang didalam. Pria itu menggeleng, ia tidak tahu karena tidak bisa melihat apapun didalam. Terlebih lagi, ia mementingkan untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

Hyejin terpaku, ia menoleh kembali kearah toko. "Bagaimana jika masih ada orang didalam?"

Karena benar-benar khawatir, Hyejin melangkah berniat masuk untuk memeriksa didalam. Tapi tubuhnya kembali berhenti, kedua sikutnya terangkat melindungi wajah tak kala ledakan kembali terjadi.

Hyejin kembali terpaku, melihat asap dengan api yang mulai keluar dari dalam. Untungnya terdengar suara sirine mobil pemadam kebakaran, membuat Hyejin bisa bernafas lega.

••^••

Keadaan sudah kembali tenang. Dengan api yang kini padam, tersisa sedikit asap yang masih terlihat keluar. Hyejin yang memperhatikan dari kejauhan, ia sedang mencari keberadaan dari Jimmy. Tapi Hyejin tidak melihatnya. Yang Hyejin lihat hanyalah Seulgi dan rekan lainnya.

Tak ada pilihan lain, akhirnya Hyejin menghampiri Seulgi untuk menyapa sekaligus bertanya tentang apa yang terjadi.

"Permisi..."

"Ouh? Hyejin? Sudah lama tidak bertemu. Kau yang melapor bukan?"

Hyejin mengangguk, "Benar... Ngomong-ngomong apa yang terjadi?"

Seulgi menoleh kearah toko, sembari menjelaskan bahwa selang yang terhubung pada tiga gas didalam robek, membuat gas menyebar kemana-mana. Ditambah dengan konsleting pada oven yang sedang memagang kue.

Seulgi juga menambahkan. Telah ditemukan dua orang korban didalam toilet. Dua orang wanita yang ternyata satu sekolah yang sama dengan Hyejin. Mereka ditemukan dengan keadaan terkapar dan kulit mereka yang gosong terbakar.

"Dua orang?"

Seulgi lalu meraih sakunya, mengeluarkan sebuah kertas yang ditemukan dalam dekapan korban, walaupun sebagian sudah terbakar.

Seulgi kemudian memberikan kertas itu kepada Hyejin. Seulgi berkata, ketika bersama Jimmy, Seulgi melihat Jimmy yang terus memandangi sebuah kertas. Dirinya bertanya kepada Jimmy kertas apa itu, dan Jimmy menjawab bahwa kertas itu pemberian Hyejin yang isinya berupa kode angka.

Seulgi merasa, sepertinya Hyejin mengetahui apa maksud angka itu. Ia berniat memberikan dan bertanya apa yang tertera didalam.

Hyejin menerima, membuka dua kertas yang isinya sama persis. Enam angka didalam tertulis dalam bentuk zig-zag. Dahi Hyejin mengkerut, "Mereka juga korban?" batin Hyejin bingung.

"Kau tahu apa artinya?" tanya Seulgi, membuat Hyejin menoleh cepat.

Hyejin menggelang, sebenarnya ia belum tahu jawabannya. Hyejin bahkan meminta bantuan kepada Jimmy untuk memecahkan angka tersebut.

REVENGE BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang