Pukul 01:22 malam.Terlihat Hyejin yang tengah tertidur diranjangnya, dengan selimut berwarna putih menyelimuti.
Tapi tak lama, dirinya terusik dengan suara yang sama dengan suara yang pernah ia dengar dulu. Bukan suara ketukan lagi, perlahan suara itu berubah seperti seseorang yang mencoba untuk membuka pintu.
Karena sudah benar-benar terusik. Perlahan tubuh Hyejin bangun dengan salah satu tangan mengusap kelopak matanya, agar cepat terbuka.
Dengan rambut yang sedikit teracak, sembari telinganya mendengarkan, bola mata Hyejin melihat kearah pintu kamar.
Hyejin beranjak bangun dari ranjangnya. Dengan selalu siaga, ia berjalan perlahan kearah pintu, meskipun rasa ngantuk masih menyerang.
Ketika sudah sampai didepan pintu. Tangan Hyejin perlahan meraba permukaan pintu, yang membuatnya sadar. Bahwa suara itu bukan berasal dari pintu kamarnya, melainkan pintu masuk didepan.
Tangannya perlahan membuka sedikit pintu, agar memberikan ruang supaya salah satu matanya dapat mengintip keluar.
Terlihat ruang utama yang gelap, karena memang setiap malam tiba lampu selalu dimatikan.
Arah penglihatan Hyejin sedikit bergeser, ingin melihat kearah pintu. Suara itu masih terdengar, membuat Hyejin semakin penasaran.
Ketika hendak memegang kembali gagang pintu, untuk membuka lebih lebar ruang. Tubuhnya mematung, memberhentikan semua gerakan tak kala melihat bayangan seseorang yang berjalan menuju pintu.
"Jungwoon?"
"Apa yang dia lakukan?"
"Apa dia juga mendengarnya?"
Dengan mengerutkan dahi bingung, memperhatikan dibalik pintu. Apa yang dilakukan oleh Jungwoon, yang kini terdiam berdiri didepan pintu masuk.
Ketika suara aneh itu mulai menghilang, Jungwoon terlihat mengangkat tangannya menyentuh gagang pintu. Ia membuka kecil pintu untuk mengintip keluar, lalu tak lama membuka pintu sepenuhnya.
Hyejin semakin dibuat heran, karena tidak melihat siapapun diluar. Ditambah Jungwoon yang juga pergi keluar, dan menutup kembali pintu.
Merasa keadaan sudah benar-benar hening. Hyejin bergegas pergi menyusul. Terlihat dirinya yang sedikit berlari kearah pintu masuk, membuka lalu menoleh kanan kiri.
"Kemana dia?"
Hyejin tidak menemukan keberadaan dari Jungwoon. Namun setelah ia berjalan maju sedikit dari pintu dibantu pencahayaan dari bulan.
Hyejin melihat bayangan seseorang yang berjalan menjauh dari sudut gang. Perlahan dengan mengendap-endap Hyejin mengikuti bayangan itu dari belakang.
••^••
Beberapa waktu berselang. Terlihat Hyejin yang masih mengikuti bayangan itu dari belakang, dengan jarak yang lumayan jauh.
Tapi fokusnya buyar, tak kala melihat ada bayangan pria lain yang berjalan dari arah berlawanan. Spontan Hyejin bersembunyi disalah satu celah dinding yang lumayan besar, biasanya tempat itu untuk menyimpan tempat sampah.
Dengan tubuh bersembunyi dibalik dinding, telinganya mendengar suara orang yang datang. Hyejin sekarang tahu setelah mendengar gelagat pria itu, bahwa pria itu sedang mabuk.
Perlahan dengan berjalan sempoyongan, sembari mengeluarkan kata-kata tidak jelas. Pria mabuk itu akhirnya melewati celah dinding dimana Hyejin bersembunyi.
Melihat itu, Hyejin perlahan keluar dengan pandangannya memperhatikan kemana langkah pria itu pergi.
Tapi setelah sadar, Hyejin berbalik cepat kearah belakang. Ia baru menyadari bahwa bayangan yang ia ikuti sedari tadi sudah menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...