Bel berbunyi kembali tapi dengan nada yang lebih lama pertanda waktu sekolah selesai.
Hyejin dan yang lainya memiliki janji untuk pergi kecafe sembari mengerjakan tugas mereka. Kebetulan cafe tersebut berada digang Geungneum dekat apartemen Hyejin.
Mereka berempat pulang ke rumah masing-masing dan akan kumpul kembali sesuai jam yang telah dijanjikan.
Hyejin pulang ke apartemen untuk memberitahu Jungwoon kalau ia memiliki janji. Sebelum pergi Hyejin memberikan beberapa makanan dan minuman yang ia sempat beli tadi.
"Jungwoon... Jangan membuka pintu kepada siapapun kecuali diriku." ucap Hyejin sembari mengelus lembut kepala Jungwoon lalu beranjak pergi.
••^••
Hyejin berjalan dengan langit sore. Ia membuka ponselnya untuk bertanya apakah teman-temannya sudah tiba. Tapi sayangnya tidak ada yang menjawab. "Mungkin mereka sedang diperjalanan" batin Hyejin.
Hyejin tiba dicafe sesuai yang ditunjukkan Bora. Ia masuk dan melihat cafe yang begitu indah dengan nuansa klasik bercampur modern.
Ketika ia hendak duduk, Hyejin melihat seorang lelaki tengah memandangi sebuah lukisan.
Hyejin kenal bahwa itu adalah Giboom, jadi ia menghampiri dan meletakan telapak tanganya dibahu lelaki itu. "Kau sudah datang tapi dimana Bora?" tanyanya sembari melihat kearah lukisan.
Karena tidak ada balasan dari orang disampingnya, membuat Hyejin menoleh untuk melihat ada apa. Hyejin dibuat terkejut, lelaki disampingnya bukanlah Giboom melainkan Kenza.
"Kenza?!"
"Tapi... Tapi bagaimana kau bisa disini?" sambung Hyejin dengan kaki yang mundur beberapa langkah.
Kenza hanya terdiam melihat kearah Hyejin. Ketika suasana benar-benar hening, Bora dan yang lainya akhirnya datang.
"Hyeji-" ucapan Bora terpotong tak kala ikut terkejut melihat Kenza juga ada disana.
"Aku yang mengajaknya kemari." ucap Giboom masuk dan menghampiri Kenza.
Mereka yang saling menatap satu sama lain dibubarkan oleh Natasha, yang menyuruh mereka supaya cepat duduk dan langsung mengerjakan tugas.
Mereka semua akhirnya duduk membuka buku dengan Hyejin dan Kenza yang saling berhadapan. "Kenapa aku merasa malu? Padahal biasanya aku tidak peduli." batin Hyejin sembari menutupi wajahnya dengan buku.
Sedari tadi Hyejin terus menatap kearah Kenza dengan mengintip dari buku. Tapi ia perlahan sadar bahwa Kenza tidak terlalu memikirkannya, terbukti dengan Kenza yang begitu fokus terhadap bukunya. Hyejin akhirnya mengambil pulpennya dan mulai mengerjakan tugas.
Tanpa Hyejin sadari, ketika matanya turun, Ada sepasang mata lain yang naik. Itu adalah mata Kenza. Ia melihat kearah Hyejin ketika mata lawanya tidak menyadari.
••^••
Setelah mengerjakan tugas bersama mereka memutuskan untuk langsung pulang karena melihat langit yang sudah malam.
Bora pulang bersama Natasha sedangkan pacarnya pulang bersama Kenza. Tapi sebelum itu Giboom memberikan sebuah flying kiss untuk pacarnya itu.
Hyejin terkekeh melihat kelakuan mereka berdua sedangkan Natasha menghela nafas. Akhirnya mereka pulang dengan Hyejin yang berjalan sendiri keapartemen.
Ketika diperjalanan Giboom memberhentikan langkah Kenza dengan berdiri didepannya. "Kau menyukai Hyejin kan?" tanyanya.
Kenza yang mendengar pertanyaan itu hanya mengerutkan dahinya dan mencoba menghindar. Tapi Giboom menggandeng tangan Kenza dan bilang supaya jangan malu-malu terhadapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...