18 || What Happened?

123 50 25
                                    

"Aku pernah mendengar. Bahwa wanita akan jatuh cinta kepada lelaki yang bisa membuatnya tertawa. Tapi kenapa? Malah aku yang jatuh cinta ketika melihat senyuman dan tawanya." -Kenza.

________________________________________

Mendengar suara gaduh dari luar, Hyejin bangun dari duduknya berjalan kearah pintu. Ketika ia membukanya, terlihat Kenza dan Charles yang berdiri saling berhadapan.

"Eh? kalian?" ucap Hyejin sembari berjalan keluar.

Melihat Hyejin keluar, Kenza berbalik, berniat ingin memberikan kuenya. Tapi tiba-tiba Charles menarik tangannya, membuat langkahnya terhenti. Charles lalu mengambil bingkisan milik adiknya, ia menghampiri Hyejin lalu memberikan bingkisan miliknya sekaligus milik adiknya.

"Ini dariku dan Kenza. Semoga kau menyukainya." ucap Charles tersenyum kecil, lalu berbalik, berjalan kearah Kenza. Ia menarik tangan adiknya supaya mengikuti langkahnya.

Hyejin hanya terdiam. Ia sendiri bingung. "Mereka aneh." gumamnya.

Hyejin melihat isi dari bingkisan itu, yang ternyata adalah kue. "Wahh banyak sekali." ucapnya sembari berjalan masuk.

••^••

Charles membawa Kenza kesudut sebuah gang. Hanya ada dirinya dan adiknya disana.

"Apa maksudmu?" ucap Kenza melepas tangan Charles dengan sedikit membanting.

"Kau menyukai Hyejin?"

Kenza terdiam.

"Jadi aku benar?" sambung Charles.

"Ini urusanku kak. Jangan ikut campur." balas Kenza dengan tatapan dingin andalanya.

Charles menghela nafasnya. "Bukan aku ingin ikut campur tapi-"

"Apa kau juga menyukainya?" tanya Kenza menyela Charles.

Charles terdiam. Tidak ada kata yang keluar, selain mata yang saling menatap satu sama lain.

"Mengalah lah Kenza." pinta Charles.

"Bukankah seharusnya seorang kakak yang harus mengalah untuk seorang adik?"

"Kau selalu mendapat apa yang kau inginkan. Sekarang giliranku." ucap Charles.

"Itu tidak adil. Jika ingin memilikinya, mari bertanding siapa yang pertama mendapatkannya." balas Kenza sembari berbalik pergi.

Charles lagi-lagi hanya bisa terdiam, melihat punggung adiknya yang semakin menjauh.

••^••

Di apartemen, Hyejin bingung memilih kue yang mana harus dimakan terlebih dahulu. "Yang mana yang harus kumakan terlebih dahulu." ucapnya dengan salah satu tangan didagu.

"Menurutku, makan kue yang menurut kakak paling enak diakhir. Itu akan menjadi penutup bagi lidah kakak." balas Jungwoon menyarankan.

Hyejin mengangguk. "Baiklah kalau begitu, aku akan memakan rasa stroberi terlebih dahulu. Ouh yah, apakah kau memiliki alergi?"

Jungwoon menggeleng.

"Kalau begitu, setelah memakan kue itu, habiskan kue kacang ini. Aku tidak bisa memakannya karena alergi terhadap kacang."

Jungwoon baru mengetahui jika kakaknya ternyata alergi terhadap kacang, ia lalu tersenyum. "Baiklah."

Sebelum Hyejin memakan kuenya, ia memilih untuk memakan sup tahu buatan Jungwoon. Ketika sedang menikmati sup, ponselnya kembali berdering. Hyejin meraih dan melihat siapa yang menelpon. "Bora?"

REVENGE BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang