∞•Ω•∞Tidur, adalah cara istirahat yang terbaik. Cara melampiaskan lelah dan letih dari hari yang panjang. Bangun dipagi hari, dengan energi yang baru untuk memulai kembali hari.
Hyejin terusik, ia perlahan bangun dari tidurnya dengan mata yang masih tertutup. Tangannya perlahan mulai terangkat menuju wajah, mengusap pelan matanya agar cepat terbuka. Hyejin melihat sekeliling, melihat kearah layar komputernya yang masih menyala. Ia juga melihat ponselnya yang terhubung pada kabel charger.
Hyejin ingat bahwa semalam, ia berhasil menemukan beberapa informasi dari korban-korban yang pernah diberitakan meninggal disekolah Twilight. Termasuk tentang Seoyun, Park Seoyun. Seorang siswi yatim piatu, yang kedua orangtuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. Ia tinggal sendiri diujung jalan, sebelum masuk kearah jalan gang Geungneum.
"Aku akan benar-benar merasa bersalah, jika pelaku adalah orang yang mengincarku." batin Hyejin.
Hyejin lantas bangun dari duduknya. Ia berjalan kearah meja, menghampiri ponselnya. Hyejin tahu bahwa Jungwoonlah yang meng-charger ponselnya, ia juga ingat bahwa semalam Jungwoon juga membantu Hyejin untuk menyelimuti dirinya dengan selimut.
Melihat pesan dari grup, yang menyatakan bahwa sekolah diliburkan hari ini. Hyejin juga melihat beberapa pesan dari teman-temannya yang menanyakan apakah Bora baik-baik saja.
Hyejin kembali menggeser layar ponselnya kebawah, memperlihatkan pesan dari Natasha. Dalam pesan itu, terlihat Natasha yang khawatir dengan Hyejin dan Bora. Natasha juga meminta maaf karena tadi setelah membantu guru, ia langsung pergi.
Sebenarnya, ayahnya sudah menunggunya digerbang karena sebuah alasan tertentu. Yang membuat Natasha tidak bisa menolak kehendak dari ayahnya tersebut.
Hyejin awalnya tidak terlalu mengerti apa yang dimaksudkan oleh Natasha. Tapi ia berusaha, agar membalas pesan dengan baik. Jarinya kembali menggeser layar, memperlihatkan pesan berikutnya yang ternyata dari Charles.
Hyejin kemudian membalas pesan Charles, bahwa ia ingin pergi sekitar pukul 10.00 siang setelah menjenguk Bora.
Merasa semua pesan telah dibalas, Hyejin mematikan layar ponsel, meletakkanya kembali diatas meja. Ia menoleh, melihat kearah jam didinding menunjukkan pukul 05:34.
Kakinya mulai melangkah kearah dapur, berniat untuk membuat sarapan. Tapi sebelumnya, Hyejin pergi kekamar Jungwoon yang kebetulan jalannya searah dengan dapur. Hyejin berdiri didepan pintu kamar, tangannya terangkat menyentuh gagang pintu. Perlahan membuka, melihat Jungwoon yang masih tertidur dengan selimut berwarna abu-abu.
Melihat itu, senyuman hangat diwajahnya terukir. Dengan perlahan ia kembali menutup pintu, berusaha untuk tidak membuat Jungwoon terbangun. Hyejin kemudian kembali melangkah, pergi kedapur untuk memasak dan pergi membersihkan dirinya.
••=••
Setelah selesai membersihkan diri, Hyejin melihat Jungwoon yang tengah menyusun makanan dimeja makan. Ia tersenyum, menyapa Jungwoon dengan mengucapkan, "Selamat pagi."
Hyejin lalu duduk dikursi, disusul oleh Jungwoon. Bersama mereka sarapan bersama, memakan makanan lezat yang dibuat oleh Hyejin.
Sebagai kakak yang baik. Hyejin selalu mengajarkan kepada Jungwoon, untuk bersyukur dengan apa yang mereka makan. Hyejin juga selalu menyuruhnya untuk menghabiskan makanan yang ia buat. Tentu saja Hyejin membuatnya dengan porsi yang pas agar makanan itu tidak menjadi lemak yang bersarang.
Setelah semuanya selesai, Hyejin berniat untuk mengambil minum. Tapi belum sempat dirinya bangun, terdengar suara bel, pertanda ada tamu datang. Jungwoon menoleh kearah pintu, lalu kembali menoleh melihat Hyejin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...