20 || Ramen

107 47 32
                                    

Toko ramen yang bernuansa modern, porsi setiap mangkok yang begitu penuh dan berisi. Tetapi harganya masih ramah dikantong.

Hyejin masuk ketoko disusul oleh Kenza. Suara bel menjadi ciri khas disetiap toko, ketika pelanggan datang. "Selamat datang." ucap hangat salah satu karyawan.

Hyejin duduk di kursi dekat pintu masuk dengan Kenza yang duduk dihadapannya. Seorang karyawan mengenakan baju kerja lengkap dengan celemek berwarna abu-abu menghampiri.

"Selamat sore. Sebelumnya, kami memberikan bonus diakhir bulan, untuk bebas memilih toping bagi sepasang kekasih."

Kenza dan Hyejin saling memandangi wajah satu sama lain. Sampai Hyejin memalingkan pandangannya kearah karyawan. "Jika itu benar, tolong berikan kami toping terbaik." ucap Hyejin.

Karyawan itu mengangguk. "Silahkan tunggu sebentar." balasnya lalu berbalik pergi.

Hyejin mengembalikan pandanganya ke Kenza yang menatapnya. Hyejin bangun dari duduknya, ia mencondongkan tubuhnya untuk mendekatkan wajahnya dengan wajah Kenza.

Kenza terdiam, melihat wajah Hyejin begitu dekat. Suara jantungnya sampai terdengar oleh telinganya sendiri, bola matanya membinar melihat hal menawan tepat didepan.

"Ikuti saja... Agar kita mendapatkan toping gratis." bisik Hyejin dengan salah satu tangannya menghalangi sebelah wajahnya agar para karyawan toko tidak mendengar.

Hyejin kembali duduk dengan senyuman manisnya.

Kenza masih menatap Hyejin. Tidak bisa menahan, ia tersenyum miring sembari menunduk. "Apa-apaan itu?" batinnya.

Hyejin yang masih memandangi Kenza, ia teringat dengan perkataan Bora. Dirinya malah kepikiran apakah Kenza memiliki pacar. "Kenza..."

Merasa terpanggil, Kenza secara otomatis langsung menoleh.

"Kau memiliki pacar?"

Kenza terkejut. Perlahan wajah datarnya kembali. "Tidak."

"Begitukah? Lalu apakah kau menyukai seseorang?"

Kenza tak langsung menjawab. Ia memandangi wajah orang yang bertanya padanya. Senyuman kecil terlihat diwajah tampannya. "Didepanku."

Bola mata Hyejin mengambang bulat. "Maksudmu?"

"Pesanan tiba." ucap salah satu karyawan mengantarkan makanan.

Satu persatu mangkok ditaruh diatas meja. Sekarang bola mata Hyejin mengikuti kemana ramen itu pergi. Berbeda dengan Kenza, tatapannya masih setia untuk Hyejin, berharap Hyejin mengerti tentang apa yang ia katakan tadi.

Setelah karyawan pergi. Hyejin mengambil alat makanya berupa sumpit dan satu sendok. Ia terlihat begitu senang, pertama kalinya Hyejin memakan ramen.

Kenza yang baru saja mengambil sumpitnya, harus kembali mengembalikan ketempatnya karena mendengar ponselnya berdering. Ia meraih sakunya melihat siapa yang menelpon. Ternyata Jeremy, ayahnya sendiri.

Kenza menghela nafas, lalu mengangkat telpon.

Call

"Ada apa ayah?"

"Kamu berada di toko buku lagi?"

"Tidak."

Jeremy tiba-tiba mengalihkan panggilan ke panggilan video. Terlihat Kenza begitu kesal, tapi mau tak mau ia harus mengangkatnya.

Kenza mengalihkan kamera menjadi kamera belakang. Dengan sebelah tanganya lagi mengambil sumpit, untuk mengaduk ramennya. Tanpa Kenza sadari arah kamera ponselnya mengarah kepada Hyejin.

REVENGE BLOOD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang