Hyejin merebahkan dirinya dikasur memikirkan rencana terbaik. Tiba-tiba benaknya mendapat ide, Hyejin bangun lalu pergi kemeja komputernya, tangannya mengetik cepat seperti takut idenya akan kabur.
Seseorang meletakkan teh hangat disamping Hyejin. Jungwoon, Jungwoon yang membuatnya. Ia tersenyum hangat dan berharap teh itu dapat membantu kakaknya. Hyejin berterimakasih kepada Jungwoon yang perlahan duduk disampingnya.
Jungwoon hanya terdiam, memperhatikan kakaknya yang sedang bekerja. Sebenernya ia ingin bertanya tapi perasaannya lebih takut menganggu.
Hyejin lalu bangun dari duduknya, berjalan menuju lemari. Ia mengambil kotak yang diberikan Nattan dulu. Hyejin ingat jika didalamnya ada kamera CCTV mini.
Setelah menemukannya, Hyejin perlahan meminum teh buatan Jungwoon, lalu ia mengambil jaket dan topinya. Menyuruh agar Jungwoon segera tidur sedangkan dirinya akan pergi ketempat lokasi untuk memasang kamera.
Jungwoon menurut, ia pergi kekasur, merebahkan tubuhnya dan menarik selimut.
Hyejin berangkat ke lokasi kejadian. Ketika ia turun dari apartemen, Hyejin tidak melihat mobil Jimmy, yang berarti Jimmy masih bertugas di kantor polisi.
••^••
Dengan cepat Hyejin sampai di lokasi, ia menoleh kanan-kiri melihat sekitar. Untungnya karena kondisi yang juga sudah benar-benar larut malam, kemungkinan kecil seseorang akan keluar.
Dengan perlahan dan teliti, Hyejin memasang beberapa kamera disetiap sudut dimana mobil van akan terparkir. Setelah selesai, ia menelpon Nattan. "Tuan aku sudah memiliki rencana." ucapnya sembari berjalan pulang.
••^••
Pukul 03:02 Pagi
Sebuah mobil van putih berhenti didekat apartemen Hyejin. Pak Wang datang bersama dengan rekan kerja lainya.
Hyejin yang memang sudah menunggu kedatangan mereka langsung keluar dari apartemen dan masuk kedalam mobil. Didalam, Hyejin memberitahu rencananya, dimana ia akan menjadi umpan, lalu Pak Wang dan lainya akan mengejar dari belakang.
Pak Wang sempat tak setuju. "Kenapa tidak langsung ikuti mobilnya saja?"
Hyejin menjelaskan bahwa polisi juga sudah bergerak mencari, jika kasus itu ditangani murni oleh mereka semua, itu akan menjadi kecurigaan bagi polisi. Jadi ketika Hyejin berhasil menemukan para korban, ia akan menyerahkan kasus itu pada polisi.
"Tapi aku juga memiliki rencana lain." sambung Hyejin.
Pak Wang menghela nafasnya dan mempercayakan semuanya kepada Hyejin. Mereka semua bersiap, lalu mobil pun berangkat.
••^••
Mobil mereka terparkir digang yang gelap, dengan diapit dua dinding tembok tinggi agar tidak terlalu mencolok. Hyejin membuka komputer, menyambungkannya dengan kamera yang ia pasang tadi malam. Mereka menunggu sembari melihat setiap kamera yang berada dilayar komputer.
Benar saja, setelah menunggu beberapa lama sebuah mobil van terparkir. Hyejin dan yang lainya langsung dalam posisi. Hyejin mengganti bajunya, ia mengambil sebuah ransel yang dalamnya berisi makanan, tak lupa dengan pisau kecil yang terselip disaku celananya.
"Berhati-hatilah." ucap Pak Wang sembari membuka pintu mobil.
Hyejin mengangguk lalu turun dari mobil. Ia menyamar sebagai seorang mahasiswi yang akan berangkat kekampus, dengan memainkan ponsel, sembari perlahan berjalan menuju mobil.
Karena mobilnya dan mobil van hitam itu sedikit berjarak, jadi Hyejin harus sedikit berjalan ke sana. Tapi tak lama, didekat mobil itu Hyejin melihat seseorang yang berjalan, orang itu berhenti dan menatap kearahnya. "Jungwoon?"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...