Suara sirine polisi terdengar, pertanda bahwa para polisi telah tiba. Jimmy dengan cepat turun dari mobil disusul rekannya yang lain. Mereka dibuat terkejut melihat bangunan pabrik yang sudah habis dilahap api.
Jimmy perlahan memasuki area tersebut, dengan salah satu tanganya menutup kecil mulutnya. "Apa yang telah terjadi?"
Ketika hendak memeriksa lebih lanjut, Jimmy mendengar sebuah suara, seperti meminta tolong.
Jimmy menoleh, melihat kesebuah pintu yang menempel pada lantai, seperti ruang bawah tanah. Ia perlahan mendekati, melihat bahwa seseorang ingin keluar dari dalam. Beberapa kayu yang menghalangi, ia sedikit menggesernya, membuat pintu terbuka.
"Hyejin." ucap Jimmy terkejut melihat Hyejin yang berada didalam.
Jimmy lalu mengulurkan tangannya, untuk membantu keluar. Hyejin perlahan naik keatas dengan dirinya yang menggendong Mina. Jimmy membantu Hyejin, ia mengangkat tubuh Mina, agar dirinya yang akan menggendong.
Hyejin lalu kembali mengulurkan tangan kebawah, untuk membantu Seoyun.
Dibenak Jimmy, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang membuatnya penasaran. Tapi kali ini, ia akan menenangkan para sandera terlebih dahulu.
Jimmy menyuruh Hyejin dan yang lainya duduk dikursi dekat mobil polisi, ia mengambil handuk dan teh hangat untuk masing-masing dari mereka.
Banyak sekali wartawan yang datang kesana, beberapa polisi menyiapkan tubuh mereka untuk menghadang para wartawan agar tidak terlalu dekat.
Para wartawan itu ingin mewawancarai Jimmy selaku pimpinan disana. Tetapi Jimmy tidak terlalu peduli, ia lebih memilih untuk menyelimuti Hyejin dengan handuk.
Perlahan tangan Jimmy terangkat, mengusap lembut kepala Hyejin sembari merapihkan rambutnya. "Itu pasti menakutkan bukan?" tanyanya dengan tangan yang masih mengusap.
Jimmy lalu bersimpuh dengan salah satu kakinya. Menatap Hyejin yang sedang meminum teh hangat. "Apa yang terjadi?"
Hyejin meletakkan tehnya, ia bercerita bahwa ia diculik oleh beberapa orang, ia lalu diseret ke dalam pabrik itu. Tapi anehnya tali ditanganya dibuka, lalu pintu dikunci.
Hyejin juga melihat bahwa disana ada para korban yang lain, termasuk Mina. "Tak lama, aku menemukan sebuah bom. Tapi untungnya disana ada ruang bawah tanah, jadi... Aku bersembunyi disana." ucap Hyejin menjelaskan.
"Lalu... Apa kau mengingat wajah para pria itu?"
Hyejin menggeleng. "Aku tidak ingat wajah mereka, tapi aku melihat tatto ular dimasing-masing tangan para pria itu."
Jimmy tersenyum. "Jangan khawatir, sekarang kau akan baik-baik saja." balasnya sembari berjalan pergi menuju Mina yang terlihat sudah sadarkan diri.
"Wahh ada yang sudah bangun." ucap Jimmy lembut bermaksud untuk menghibur Mina.
Tapi Mina terlihat takut. Mina lebih memilih melihat kebelakang Jimmy, yang dimana ada Hyejin. Ia lantas berlari dan berteriak. "Kakakk."
Hyejin yang melihat Mina, ia bangun dari duduknya, merendahkan tubuhnya untuk memeluk Mina.
Seoyun juga ikut menghampiri, dan mengusap lembut rambut Mina.
Melihat Seoyun yang menghampiri, Hyejin tersenyum kearahnya, sembari berbisik, "Terimakasih."
••^••
Matahari mulai naik, pertanda waktu siang akan tiba. Setelah mengantar Seoyun pulang, kali ini Jimmy mengantar Hyejin dan Mina pulang. Disambut oleh Yime yang begitu senang, ia memeluk Mina dengan air mata yang membasahi pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...