Setelah melihat isi kertas yang dimana angka tersebut sama dengan petunjuk yang didapat Charles dulu.
Pikiran Hyejin sekarang mulai berpikir kembali. Ia menyambungkan dengan perkataan yang dikatakan oleh Namgi. Bahwa seseorang menyuruhnya untuk menjebak Kai keatap.
Hyejin memiliki opini, bahwa pelaku yang membunuh Kai dan Seoyun adalah pelaku yang sama. Terbukti dari kertas yang sama yang didapat korban.
Hyejin juga berpendapat bahwa korban akan meninggal setelah mendapat kertas tersebut. Bagi Hyejin, kertas itu sebuah peringatan kepada korban karena target selanjutnya adalah dirinya.
"Berarti aku tinggal bertanya kepada Namgi, siapa orang yang menyuruhnya untuk menjebak para korban."
"Tapi...Bagaimana jika Namgi berbohong?Ehm...Meskipun begitu..Ini adalah petunjuk yang cukup bagus."
"Dan jikalau Namgi benar-benar berbohong, aku masih memiliki Jimmy. Yah...Aku sampai lupa jika dia sedang mencari jawaban kode ini."
Hyejin terus berpikir keras, mencoba untuk mencari celah lain jika cara yang sedang ia cari kali ini tidak berhasil.
Namun lamunannya harus buyar, tak kala Kenza memanggil dan menghampirinya. Membuat Hyejin refleks menyembunyikan kertas yang ada ditangannya.
"Hyejin...Kau memiliki waktu sore nanti?"
Hyejin menoleh, melihat orang yang kini sudah berdiri disisi kanannya. "Sore ini? Aku tidak tahu pasti." ucap Hyejin membenarkan kembali posisi duduknya.
Kenza melihat gerik Hyejin yang menyembunyikan sesuatu dibawah mejanya. Sempat merasa penasaran,dan ingin bertanya. Tapi ia mengurungkan niatnya dan lebih memberitahu niatnya menghampiri.
Ternyata, Kenza mengajak Hyejin untuk pergi bersama kepameran buku yang dibuka di alun-alun kota sore ini. "Pasti banyak buku disana. Mau pergi bersama?" tanya Kenza.
Hyejin berpikir sejenak, mengingat apakah dia memiliki hal yang akan dilakukan sore ini.
Sembari menunggu Hyejin berpikir, Kenza melihat kearah Charles yang sedari tadi sudah memperhatikan dirinya.
Charles membalas tatapan itu, perlahan mulai bangun dari duduknya dan menghampiri meja milik Hyejin.
Sekarang kedua lelaki itu saling berhadapan dengan meja menjadi penengah. Hyejin yang menyadari, is menoleh kearah Charles lalu menoleh kearah Kenza.
Hyejin tahu, melihat suasana, bahwa kedua saudara itu pasti akan bertengkar kembali. Hyejin kemudian bertanya kepada Kenza pukul berapa pameran buku itu akan dibuka.
Tapi belum sempat menjawab sepatah katapun. Charles langsung memotong ucapan Kenza, "Hentikan. Kenza."
Kenza menghela nafas kasar. Sekarang ia sangat kesal kepada kakaknya yang selalu saja mengganggu dirinya. "Apa maksudmu?"
Melihat Charles dan Kenza yang mulai memanas, Hyejin hanya bisa menghela nafasnya sembari meletakkan jari-jari dipelipis mata, untuk menopang kepalanya, lelah dengan kedua lelaki didepannya.
Charles maupun Kenza saling menatap tajam, membuat mereka menjadi pusat tontonan para murid yang lain.
"Sudah berapa kali kakak katakan padamu. Jauhi milikku!"
"Apa-apaan itu? Bukankah kita sepakat untuk bersaing? Berhentilah jadi anak manja."
Semua orang yang berada disana semakin heboh mendengar perdebatan Charles dan Kenza.
"Mengesankan..."
"Apakah benar? Kedua kakak beradik itu menyukai wanita yang sama?"
"Tidak mungkin..."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...