"Hyejin."
Mendengar panggilan, Hyejin menoleh kesumber suara. "Ouh...Tuan Jeremy."
Jeremy tersenyum, dengan langkahnya yang terhenti, merasa sudah cukup dekat dengan Hyejin. "Kau sudah menunggu lama?"
"Ahh tidak. Aku baru saja sampai."
Mereka kemudian berjalan bersama, untuk pergi menemui dokter yang ternyata Jeremy sudah mempersiapkannya, sebelum bertemu dengan Hyejin.
Tak banyak percakapan selama berjalan menuju ruangan yang dituju. Meskipun sudah bertemu untuk ketiga kalinya, mereka berdua tetap sama-sama merasa canggung.
Sampai tiba didepan pintu, Jeremy lalu membukakan pintu mempersilahkan Hyejin untuk masuk terlebih dahulu. Hyejin mengangguk berterimakasih kemudian masuk kedalam disusul oleh Jeremy.
Dokter yang memang sudah menunggu kedatangan dari Jeremy. Ia langsung menyambut, ketika melihat Jeremy dan Hyejin masuk.
Dokter kemudian mempersilahkan mereka berdua untuk duduk dikursi yang telah disediakan. "Astaga...Tanpa melakukan tes juga kalian sudah terlihat seperti seorang ayah dan anak." ucap dokter sembari duduk dikursinya.
Membuat Hyejin maupun Jeremy tersenyum kecil. "Aku juga berharap demikian." balas Jeremy.
Dokter lalu menjelaskan tentang tujuan dari melakukan tes DNA itu. Dimana tes itu bertujuan untuk mengetahui asal-usul etnis leluhur dan juga menguji keabsahan keluarga.
Ketika dimana DNA tidak cocok. Itu tidak bisa disalahkan karena memang dokter hanya melakukan penyamaan bukan melakukan perubahan terhadap suatu golongan.
Jeremy mengangguk paham. Ia mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Dokter. Berbeda dengan Hyejin yang terdiam, dengan pandangan menunduk kebawah.
Jeremy pikir, Hyejin juga pasti merasakan hal yang sama dengan dirinya. Yaitu rasa gugup. Padahal aslinya, Hyejin sedang memikirkan tentang Jungwoon. Hyejin takut Charles membawanya terlalu jauh, atau memberikan makanan yang seharusnya tidak Jungwoon makan.
Selagi menunggu suster yang sedang mempersiapkan peralatan. Terlihat Dokter yang meminta sempel berupa darah dan sehelai rambut dari Jeremy maupun Hyejin.
Dokter melakukan dua tes sekaligus, karena kemauan dari Jeremy sendiri. Jika hanya melakukan satu tes saja dan ternyata hasilnya positif. Ia takut bahwa itu hanya sebuah kebetulan. Jadi lebih baik, dilakukan dua sekaligus.
Setelah selesai, Jeremy meminta kepada dokter untuk selalu merekam setiap jam, bahkan setiap detik dari perkembangan. Karena dirinya sendiri tahu, bahwa tes DNA memerlukan waktu yang lama. Bahkan ada yang sampai berminggu-minggu.
Dan pasti, Jeremy maupun Hyejin tidak akan terus memperhatikan setiap proses. Jadi dirinya meminta hal tersebut kepada dokter.
Dokter tentu saja mengiyakan permintaan Jeremy. Ia sendiri memang sudah kenal, bahkan tahu siapa sosok Jeremy yang sekarang berada didepannya.
••^••
Jeremy dan Hyejin terlihat keluar dari ruangan, dengan Jeremy yang kembali menutup pintu. Sebelum pergi, Jeremy mengajak Hyejin untuk pergi kekantin yang ada disana karena ada hal yang harus ia lakukan.
Hyejin menyetujui, karena ia juga sudah mendapat kabar dari Jungwoon. Yang mengirimi pesan bahwa dirinya dan Charles akan menunggu diruangan Bora.
Hyejin, dan Jeremy kembali berjalan. Sama seperti awal, tak banyak percakapan diantara mereka berdua, sampai tiba dikantin.
Mereka berdua duduk, dengan meja menjadi penengah. Jeremy lalu meminta Hyejin untuk menunggu sebentar, karena ia akan membeli beberapa makanan dan minuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...