Charles turun dari mobil, ia langsung menghampiri Hyejin. "Hyejin, kau mendengarku kan?"Hyejin tahu, ia mendengar jelas bahwa Charles menyukai dirinya. Hyejin juga tidak bisa berbohong bahwa dirinya juga menyukai Charles. Tapi Hyejin hanya tidak mau menyakiti perasaan temannya, yang juga menyukai Charles.
"Hyejin, tunggu seben-"
"Aku mendengar, karna aku tidak tuli."
"Bukan begitu maksudku..."
"Sudah tidak masalah. Ayo kita masuk, aku sudah tidak sabar melihat Bora." ucap Hyejin lalu berbalik pergi dengan tangan yang menggandeng Jungwoon.
Charles mematung, ia terdiam melihat punggung Hyejin yang semakin menjauh. "Kenapa, Hyejin?"
Charles tak mengerti kenapa Hyejin seperti itu, padahal perasaan yang ia ungkapkan benar-benar serius bukan hanya candaan belaka. Melihat respon Hyejin yang seperti menghindarinya, membuat rasa perih dihati terasa. "Apa Hyejin tidak menyukaiku?"
Charles menghela nafas panjang, lalu mulai melangkah mengikuti kemana Hyejin pergi.
••^••
Dikediaman keluarga Natasha. Terlihat Natasha yang sedang menyirami tanaman miliknya. Terlintas dipikirannya untuk menjenguk temannya Bora, tapi ia tidak berani izin keluar kepada ayahnya.
Natasha meletakkan alat penyiramnya, ia memandangi tanamannya yang tumbuh subur disana. "Bagaimana kabar Bora yah?"
Setelah berpikir cukup lama, Natasha akhirnya memberanikan diri untuk meminta izin kepada ayahnya. Ia berbalik masuk kedalam rumah, pergi menuju ruangan milik ayahnya.
Sesampainya dipintu kamar yang dituju, tangan Natasha terangkat menyentuh gagang pintu. Ia membukanya secara perlahan sembari meneguk salivanya. Setelah masuk kedalam, dengan perlahan Natasha kembali menutup pintu lalu berbalik melihat ayahnya yang sedang membaca berkas, duduk dimeja kerjanya.
"Ayah... Aku ingin meminta sesuatu."
Ayah Natasha, yang bernama Lorgan dikenal sebagai orang yang tegas. Dirinya yang melihat seseorang didepannya, perlahan menatap mata lawannya lalu menurunkan berkas yang ada ditangannya. Memberi kode supaya lawan meneruskan ucapannya.
"Begini, ayah. Aku ingin keluar untuk menjenguk temanku yang sedang sakit."
Lorgan menghela nafasnya kasar. Ia berdiri dari kursi duduknya, lalu berjalan menghampiri Natasha dengan salah satu tangannya mengambil beberapa kertas dimejanya.
Natasha yang melihat ayahnya mendekat, ia menurunkan pandangannya dengan kedua tangan yang dikepal dibelakang tubuhnya.
Setelah merasa posisi mereka dekat, Lorgan langsung melempar kertas itu tepat kewajah Natasha. "Kau berani meminta sesuatu, SETELAH SEMESTER KEMARIN GAGAL?!" tekan Lorgan, membuat kertas berserakan dimana-mana.
Kertas yang dilempar, adalah kertas ujian hasil dari Natasha. Nilai didalam kertas terbilang bagus dan hebat, tapi sayangnya itu tak mampu mengalahkan posisi Charles sebagai peringkat pertama. Terungkap bahwa Lorgan adalah sosok yang begitu menuntut putrinya untuk mendapat nilai sempurna disekolah. Ia merasa kecewa karena putrinya selalu gagal mengalahkan putra pertama dari Jeremy, dan selalu mendapat peringkat ke dua. Lorgan menganggap bahwa itu semua adalah aib baginya.
Mendengar perkataan dari ayahnya, bibir maupun bola mata Natasha bergetar hebat. Ia tidak berani menjawab pertanyaan itu, rasanya sulit sekali mulutnya untuk terbuka.
Untungnya ibu Natasha yang mendengar kegaduhan, langsung berlari masuk kedalam. Ia dengan sigap memeluk putrinya dan melempar tatapan tajam kearah Lorgan. "Putriku sudah bekerja keras!"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...