Merasa sudah kehilangan, mereka berdua bergegas masuk kesebuah ruangan disana, kembali bersembunyi dibalik kotak besar, dan mulai mengatur nafas masing-masing. Sembari menurunkan volume suara, agar tidak terdengar keluar.
Jika tidak bersama Kenza, Hyejin mungkin bisa maju untuk melawan. Tapi sialnya dia bukanlah Charles, yang sudah tahu siapa sosok dirinya yang sebenarnya. Kali ini mungkin Hyejin hanya bisa bersembunyi, dan berlari menjauh.
Merasa sudah tidak ada jalan lain. Hyejin kemudian mengajak Kenza untuk menyudahi saja permainan. Awalnya Kenza menolak, karena mereka hampir berhasil masuk keruangan terakhir. Tapi setelah kembali terdengar pengumuman yang menyatakan waktu tersisa beberapa menit lagi, akhirnya Kenza menyetujui usulan dari Hyejin.
Hyejin perlahan bangun, menghampiri pintu. Ia mengintip apakah ada orang diluar. Merasa bahwa tidak ada siapapun disana, Hyejin menggenggam tangan Kenza, menariknya agar mengikuti langkahnya.
Perlahan, langkah demi langkah Hyejin berusaha untuk tidak membuat suara sedikitpun. Kenza bingung, kenapa Hyejin seserius itu. Tapi yang bisa ia lakukan sekarang hanya diam dan mengikuti.
Dengan tangan yang saling bergandengan, mereka akhirnya sampai dipintu keluar.
Bora yang melihat Hyejin, ia langsung memanggil namanya, membuat yang lainya ikut menoleh dan menghampiri kearah Hyejin dan Kenza. Giboom yang melihat bahwa mereka saling bergandengan, ia tersenyum kearah Hyejin.
Disela-sela nafasnya, Hyejin menoleh kearah Giboom, sempat tidak mengerti, tapi akhirnya Hyejin sadar, bahwa sedari tadi tanganya mengandeng tangan Kenza. Hyejin lantas menarik tangannya, membuat genggaman mereka terlepas.
Giboom masih tersenyum nakal, kali ini diikuti oleh Bora. Tapi ekspresi mereka langsung berubah drastis tak kala melihat Charles menatap tajam dengan tangan bersedekap dibawah dada.
Jungwoon yang sedari tadi menunggu, ia berlari kearah kakaknya, yang langsung disambut hangat oleh Hyejin.
"Hyejin kau tidak apa? Keringatmu sangat banyak." tanya Natasha, yang juga sama menghampiri.
Hyejin menggeleng, ia mengatakan bahwa itu hanya efek dari dirinya yang sedari awal terlalu bersemangat, ditambah ia yang salah memasuki ruangan.
"Penukaran akan segera dimulai, harap bagi para peserta yang berhasil dalam misi, berkumpul di sumber suara."
Pengumuman itu membuat mereka semua menoleh, para peserta yang menang mulai menghampiri kesumber suara. Begitupun dengan Giboom yang mengeluarkan hasilnya, yang dimana dirinya mendapat lima bola hijau. Dengan semangat ia menghampiri petugas menukarkan dengan boneka pinguin besar berwarna biru dan putih.
Giboom berbalik membawa boneka itu untuk Bora, kekasih tercintanya. Bora begitu senang, sampai tak sadar air mata berhasil lolos membasahi pipi manisnya. Tangannya naik meraih boneka, lalu memeluk erat Giboom sembari mengucapkan "Terimakasih."
"Sepertinya aku harus belajar dari Giboom." batin Kenza dengan dirinya melihat dua bola hijau dikantongnya, itu adalah jumlah yang didapatnya.
Tapi tak lama, Charles tiba-tiba menghampiri petugas membuat Natasha bingung. "Charles bukankah kau hanya memiliki tiga bola?" tanya Natasha melihat Charles yang mulai menjauh.
Hyejin menunduk, ia melihat bola yang ia dapat. Jumlahnya sama saja seperti milik Kenza, hanya dua bola. Hyejin tidak merasa kecewa karena tidak mendapat bola lebih banyak. Ia malah bersyukur karena terlepas dengan pria penyerang itu.
Ketika Hyejin mengangkat kembali pandangannya alangkah terkejutnya dirinya melihat Charles yang sudah berdiri tepat didepannya.
"Ini untukmu..." ucap Charles lembut, sembari mengulurkan boneka yang ia dapat. Meskipun bola yang didapatnya tidak sebesar yang didapat Giboom.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE BLOOD
Teen FictionSeorang gadis kecil yang seharusnya tumbuh dengan belaian kasih sayang dan didikan baik dari orang tua. Kini ia harus menerima takdir dari kehilangan ibunda tercinta. Tumbuh menjadi wanita berdarah dingin, hanya sekedar untuk membalaskan dendam. A...