Kamu Juga?

8.5K 549 18
                                    

"Hah!!" Betapa terkejutnya Arum saat mendengar drama putus dari Raja dan Rini. Arum ingin mengembalikan laptopnya pada Raja, hingga ia mengikuti keduanya sampai di belakang gedung. Namun suara tinggi Rini membuat menghentikan langkah kaki, bersembunyi di balik dinding gedung, Arum menguping pembicaraan mereka.

"Rin ... Rini!!" Raja mengejar Rini.

Rini tancap gas dengan mobilnya pergi meninggalkan Raja. Ia tidak mau tahu dengan semua alasan Raja, baginya Arum adalah penghalang hubungannya dengan Raja.

"Fuck!!" Umpat Raja kesal. Kenapa tak bisa selesai baik baik??? Raja menggaruk rambutnya kasar lantas menoleh, ia melihat Arum.

Arum langsung menyembunyikan diri di balik dinding, ia menutupi mulutnya yang ternganga lebar dengan telapak tangan. Mata Arum membulat, kaget setengah mati. Ia tak menyangka Raja benar benar memutuskan Rini. Setahu Arum Raja bukan tipe pria brengsek yang memutuskan Rini tanpa sebab yang jelas.

Arum menelan ludahnya, apakah yang diucapkan oleh Raja itu benar? Apa Raja benar benar menyukainya?? Semua ini tidak masuk akal, Arum sudah berusaha menjaga jarak dari Raja, ia juga selalu menolak berbincang dengan Raja bila bukan karena hal yang penting.

"Arum..." panggilan Raja membuat Arum tersentak, ia menoleh pada Raja yang sudah berdiri di sebelahnya.

"Ma ... maaf, aku tidak bermaksud untuk menguping pembicaraan kalian." Arum menghindari tatapan mata Raja.

"Jadi kamu dengar semuanya."

Arum menggigit bibir bawahnya, ia bingung bagaimana harus menjawab. Bila di jawab iya, apakah Raja akan menanyakan perasaannya? Bila tidak, apa kah Raja akan percaya?

"Eum ... aku ... aku ..." Arum gelagapan. "Aku ingin mengembalikan laptopnya. Ini terlalu mahal, aku tak bisa menerimanya." Arum menyerahkan box laptop itu pada Raja, namun Raja mendorongnya balik ke Arum.

"Benda itu sudah kuberikan kepadamu. Kalau kamu memang tidak butuh atau tidak mau memakainya kamu bisa buang atau berikan ke orang lain, aku tidak peduli," jawab Raja.

"Kenapa kamu begitu baik padaku, kita tidak cukup dekat sampai kamu bisa memberikan barang semahal ini untukku." Arum memeluk boxnya.

"Bukankah kamu sudah dengar semua yang aku katakan pada Rini?" Raja mendekat, Arum mentok ke dinding, tak ada tempat untuk kabur lagi.

Raja masih berdiri di depan Arum. Arum berkeringat karena terlalu canggung dengan hubungan mereka saat ini. Arum ingin menguap saja kalau bisa. Raja mendekatkan wajahnya ke arah wajah Arum yang memerah. Debaran jantung Arum terdengar sampai ke telinga Raja. Arum merasa kesal, sepertinya kelemahan Arum memanglah Raja. Alam bawah sadarnya yang begitu menyukai Raja membuat tubuh Arum merespon. Tubuhnya enjoy menikmati percikan percikan emosi, membuat sekujur syarafnya tergelitik dengan sensasi yang memabukkan.

Arum membeku tak bisa bergerak meski pun wajah Raja sudah sedemikian dekat. Bibirnya yang merekah membuat Arum mengingat saat saat panas mereka sebagai seorang suami istri. Bercumbu memang sudah sering mereka lakukan dulu. Arum merasa lemas dengan sensasi seduktif ini, ia pun memejamkan matanya dan sebelum sempat bibir Raja mendarat, Arum pun pingsan kehabisan napas.

"Eee ... Arum!! Arum!!" Raja menjadi panik. Ia membawa Arum ke dalam mobilnya. Bisa bisanya dia menahan napas selama itu saat Raja mendekat, pingsan kan, Rum... Rum?!

****

Rini menangis tiada henti mulai dari kampus sampai di depan rumahnya. Rini merasa begitu sakit karena perlakuan Raja yang memutuskan hubungan mereka secara sepihak. Rini merasa tidak adil, kenapa Raja bisa tertarik dengan gadis miskin dan kumal seperti Arum?

"Harusnya aku tahu sejak dulu!" Rini menyalahkan dirinya yang tidak percaya dengan intuisinya sebagai seorang wanita. Ia sudah merasa kalau Raja menaruh perhatian pada Arum sejak pertama kali mereka bertemu di depan kampus.

"Akan aku balas kamu, Arum!! Kamu akan merasakan juga sakit hatiku!" Rini memeluk bonekanya sambil memeras air mata.

Rini mengambil ponselnya, ia langsung menghubungi seseorang yang dekat dengannya. Siapa lagi kalau bukan paman Bennynya. Pemilik resort tempat Abiram membuktikan kemampuannya. Abiram telah bersusah payah merayap kembali, atas bantuan Arum ia membuat design yang baru.

Arum memang meminta bantuan pada Rini, supaya Benny mau menimbang kembali design milik Abiram. Rini adalah keponakan Benny, dan dia cukup dekat dengan pamannya. Mudah bagi Rini membujuk Benny untuk meloloskan permintaan Arum, maka ... mudah juga bagi Rini untuk membatalkannya.

"Iya, Paman, ini Rini. Rini punya permintaan."

"Katakan saja, Sayang, paman akan mengabulkannya."

Rini tersenyum penuh dengan kemenangan. Salahkan Arum karena berani membuat gara gara dengannya.

"Akan kubuat kamu berlutut minta maaf padaku, Rum." Rini memulas senyum begitu panggilan itu tertutup.

*****

Raja menyelimutkan jaketnya pada tubuh Arum. Keduanya ada di dalam mobil bagian belakang. Arum pingsan dan tertidur, ternyata Arum hanya terlalu lelah karena semalaman ia tidak bisa tidur, menunggu Yono di rumah sakit. Bahkan tubuhnya belum sembuh benar sebelum pingsan, pagi pagi dia sudah pergi ke kampus dan mendadak mendengarkan berita yang begitu mengejutkan.

"Kamu sudah bangun?" Raja tampak cemas. Ia melihat Arum mengeryit.

"Waaa!!" Arum kaget, ia langsung menjaga jarak dengan Raja. Wajahnya memerah, apa dia barusan tidur di depan Raja??

"Kamu tidur dengan sangat nyenyak." Raja tersenyum, ia mengusap pinggiran bibir Arum.

"Jangan!!" Arum tahu air liurnya menetes saat tertidur, ia akan semakin malu bila Raja yang membersihkannya.

Arum mengambil tisu dan menyekanya, ia melihat jam pada ponsel. Sudah tengah hari, hampir empat jam Arum tidur di dalam mobil Raja. Bisa bisanya?? Ah ... sudahlah, sekarang ia harus pergi dari sana sebelum timbul kesalah pahaman yang lebih dalam lagi.

"Maaf, aku harus pulang." Arum hendak keluar namun Raja langsung menahan tangannya.

"Jangan pergi, kamu belum menjawab pertanyaanku." Wajah Raja penuh penantian.

"Apa??" Arum gelagapan. Ia tak punya jawaban.

"Aku tahu kamu punya perasaan yang sama padaku, benarkan?" Raja mengusap wajah Arum. Detak jantung Arum menderu semakin cepat. Benar, dia sangat mencintai Raja, tubuhnya tidak bisa berbohong.

Namun bukan cinta Raja tujuannya kembali ke dunia ini lagi!! Bukan cinta Raja prioritas utama Arum, melainkan kehidupan baru yang jauh lebih baik, lebih bahagia, baik bagi orang tuanya mau pun dirinya sendiri.

"Tapi bagiku, kamu tujuanku kembali ke dunia ini lagi, Rum." Raja menjawab isi hati Arum. Membuat Arum membelalakan matanya kaget, Ra ... Raja juga kembali dari masa depan??

Arum menelan ludahnya dengan berat, benarkah Raja juga ikut kembali?

Bunyi ponsel Arum membuat ketegangan itu buyar. Arum mengangkatnya, Raja memberikan waktu bagi Arum mengangkat panggilannya.

"Rum ... pihak owner resort menolak bandingan design kita." Ternyata Abiram, ia melaporkan pada Arum tentang penolakan dari klient.

"Apa??" Arum kaget, bukankah kemarin mereka sudah setuju????

**** BERSAMBUNG ****

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang