Terbalik

7.5K 503 21
                                    

PLAK!
Suara taparan kembali menggema di dalam ruangan. Hendro menampar Abiram. Baru saja pihak owner mengabari kalau mereka akan tetap membatalkan pertemuan bisnisnya.

"Apa yang kamu lakukan, Bi? Apa kamu melakukan kesalahan lagi? Kamu pasti menyinggung mereka kan?!" Hendro menyalahkan Abiram.

"Tidak, Pa. Abi tidak melakukan apa pun." Abiram menahan rasa sakit dan panas di pipinya.

"Bila tidak kenapa mereka kembali menolak design milikmu?" tanya Hendro.

Abiram tak punya jawabannya juga, ia baru mengirim design kasar saja. Masa dari design itu bisa menyinggung pihak owner??

Abiram bergegas meninggalkan ruang keluarga dan menghubungi Arum. Arum adalah satu satunya partner yang membantunya membuat design resort itu.

Bunyi ponsel Arum berbunyi, Abiram tidak tahu kalau tengah ada ketegangan di antara Arum dan Raja.

"Halo." Arum mengangkatnya, Raja memberikan waktu bagi Arum mengangkat panggilannya.

"Rum ... pihak owner resort menolak bandingan design kita." Ternyata Abiram, ia melaporkan pada Arum tentang penolakan dari klient.

"Apa??" Arum kaget, bukankah kemarin mereka sudah setuju????

"Kenapa bisa?" Arum kebingungan.

"Aku juga tidak tahu, Rum." Abiram menggaruk kepalanya.

"Tenang, Bi. Tenang. Kamu di mana? Kita bicarain dulu masalahnya."

"Aku di rumah, Rum."

"Oke, kita ketemu di taman dekat kampus ya," tukas Arum sebelum mematikan panggilannya. Masalah datang bertubi tubi dalam seminggu ini. Arum merasa sangat kesal dengan dirinya karena tak memiliki daya untuk menang.

"Mau kemana?" Raja menahan tangan Arum saat hendak membuka pintu mobil.

"Pe... pergi, menemui Abiram. Ada hal penting untuk di bicarakan."

"Apa pembicaraan denganku tidak cukup penting untuk menahanmu, Rum? Kita belum selesai berbicara. Kamu belum menjawab pertanyaanku!"

"Mas Raja ... aku ..." Arum tercekat, tentu saja Arum masih mencintai Raja. Tidak perlu di tanya, mereka suami istri selama empat tahun, Arum juga mencintai Raja selama sepuluh tahun. Arum terobsesi pada Raja, pria itu adalah segalanya dalam hidup Arum.

"Maaf, Mas. Aku sudah nggak punya perasaan apa pun sama Mas Raja," jawab Arum dengan tegas. Meski pun cinta dia kembali untuk memperbaiki masa depannya, bukan merusaknya kembali.

"Kenapa kamu menyangkal perasaanmu sendiri, Rum?? Aku tahu kamu masih cinta sama aku! Kita suami istri kan, Rum?" Raja menggenggam erat tangan Arum, ia merindukan Arum, begitu rindu sampai hampir mati rasanya.

"Lepasin, Mas!! Benar!! Aku masih cinta sama kamu, Mas! Aku akui! Tapi ... aku datang kemari untuk memperbaiki takdirku! Aku tak ingin menjadi pelakor yang menyebabkan perpisahanmu dengan Rini, atau bahkan membunuh Rini demi dirimu." Arum berseru, ia tak lagi menyembunyikan fakta kalau ia berasal dari masa depan karena Raja pun mengalami hal yang sama. "Dulu aku bisa melakukan kejahatan apa pun demi dirimu, Mas! Di kesempatan kedua kali ini aku tak ingin melakukannya. Aku ingin mengubah takdirku." Imbuhnya.

Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang