26. Kesiangan

238 64 1
                                    

Happy reading
.
.
.

Pagi hari yang cerah, cahaya matahari bersinar dan merambat masuk melalui celah jendela ruangan rumah sakit teratai salju, yaitu ruang inap 104. Penghuni ruangan yang terisi sebanyak tujuh orang laki laki masih tertidur begitu pulas.

Enam orang tidak pernah pulang dan  selalu menginap di ruangan ini, sejak awal Harsa masuk Rumah sakit mereka tidak pernah kembali ke rumah, kecuali untuk mengambil baju dan seragam, dan dalam sehari penuh mereka berada di rumah sakit teratai salju untuk menemani Harsa.

Nares yang merasa terganggu dengan cahaya silau yang mengenai wajahnya membuka mata secara perlahan. Ia kedipkan mata untuk mengumpulkan nyawa yang masih belum terisi.

Nares bangun dari posisi tidurnya seraya mengusap mata. "Silau.." gumamnya dengan suara yang serak khas bangun tidur.

Nares dengan mata yang setengah terbuka menoleh ke arah samping dimana ada Dharma yang masih tertidur. Ia menggoyangkan tubuh Dharma menyuruhnya untuk segera bangun. "Banguuuun" ucap Nares.

Dharma yang merasa badannya tengah diguncang terbangun. Dharma mengerjapkan kedua matanya. "Kenapa?" Tanya Dharma dengan nada malas dan terdengar mengantuk.

"Bangun, udah pagi"

Mendengar hal itu, Dharma mengangguk kemudian bangkit dari posisi tidurnya menjadi posisi duduk, sedangkan Nares lanjut membangunkan lima orang yang masih tertidur.

"Bangun! Bangun!" Ucap Nares menepuk pundak mereka semua satu persatu dengan suara seperti toa masjid. Bahkan Harsa yang tidak disentuh sama sekali ikut terbangun karena suara Nares.

Empat orang berhasil Nares bangunkan, kini empat orang tersebut mengambil posisi duduk dengan rambut yang berantakan dan muka bantal. "Jam berapa sekarang?" Tanya Raditya dengan setengah nyawa sambil menggaruk pipi yang terasa gatal karena tertidur di atas tikar.

Najandra yang tertidur di sofa meraih ponselnya, matanya lalu menyipit untuk melihat pukul berapa sekarang. Dan alangkah terkejutnya, kedua mata Najandra yang semula sangat berat mendadak ringan dan bugar karena waktu sudah menunjukkan pukul

09.40

"WOI ASTAGHFIRULLAH!!" Jerit Najandra seketika langsung bangkit dari posisi tidurannya, bahkan Harsa yang sedang minum tersedak gara gara kaget.

"Uhuk.. uhuk.."

"Kenapa sih?" Tanya Garvi yang masih setengah sadar.

Najandra berdiri dan menjambak rambutnya. "Kita telat anjir! Udah jam 09.40!!" Jawab Najandra begitu panik, padahal alarm sudah ia pasang tepat waktu tadi malam dan mengapa bisa mereka kesiangan seperti ini.

"Lah?! Gimana dong?!" Tanya Dharma kaget sekaligus panik.

Raditya bangun dari duduknya kemudian mendekat ke arah Najandra. "Lo serius?!" Tanyanya lalu mengambil ponsel Najandra untuk memastikan hal itu, siapa tahu Najandra hanya mengigau.

Akan tetapi, ekspetasi Raditya salah. Ucapan Najandra memang benar, mereka terlambat bangun.

"Udah jam 09.40 anjir, kesiangan kita!!" Ujar Raditya panik sambil menyerahkan kembali ponsel kepada sang pemilik.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang