41. Hati hati

325 48 3
                                    

Happy reading
.
.
.

Pada hari Sabtu, Garvi sudah diperbolehkan untuk pulang. Enam orang laki laki yang selalu menemani Garvi membantunya untuk keluar dari tempat ini nanti, mereka semua berencana sekolah, sebab hari ini adalah hari pembagian juara untuk lomba yang sudah dilakukan kemarin.

Sejak Garvi masuk rumah sakit, enam laki laki itu tidak pernah masuk sekolah, dan mereka hanya pulang ke rumah bila ada hal penting, itupun hanya sebentar. Mereka menemani Garvi yang menginap selama berhari hari. Sebab tidak mungkin mereka mau meninggalkan Garvi sendiri,
siapa yang akan bersama Garvi?

Geo?

Tidak mungkin.

Narika juga tidak bisa, karena ia berada di luar kota untuk menyelesaikan masalah pekerjaan lainnya, yakni sebuah perusahaan yang sudah ia pegang selama bertahun tahun. Lagipula, tidak mungkin mereka bergantung kepada satu orang saja, bukan?

Pukul 06. 15 pagi, waktu yang masih terbilang cukup awal. Bahkan matahari baru saja bangun dari tempat persembunyiannya di bagian timur.

Mereka semua sudah lengkap dan rapi mengenakan baju seragam. Mereka hanya tinggal menunggu Harsa yang masih berada di dalam kamar mandi yang ada di ruangan inap Garvi. Mereka hanya duduk dan menghabiskan waktu seraya bermain ponsel.

Sedangkan Garvi tengah memakan sarapannya, dengan bantuan disuapi oleh Raditya. Karena lengan Garvi masih sakit, kaku dan diperban membuatnya tidak bisa memegang apapun.

Di tengah kesibukan masing masing, Najandra sedang menonton video random di instagram. Dan tanpa sengaja ia menemukan sebuah video berdurasi sekitar satu menit lebih.

Najandra penasaran, lalu menontonnya. Video itu bertempat di sebuah ruangan luas berupa perpustakaan, dan terdengar suara keributan di dalam video itu.

Najandra terkejut, ini adalah video Natta dan Dharma yang sedang berkelahi beberapa bulan yang lalu. Najandra tidak menyangka, Dharma sudah berani untuk melawan.

"Gila anjir" ucap Najandra dalam hati.

"Nonton apa?" Tanya Dharma pemasaran lalu ikut mengintip video itu.

Najandra dengan cepat mematikan ponsel itu, lalu ia sembunyikan di balik punggung. "Gak ada.. hehe" jawabnya tersenyum.

Dharma melirik sinis. "Lo nonton yang aneh aneh ya?" Ucapnya menuduh sambil menunjuk, membuat Najandra panik.

"Engg-gak.. mana ada!" Jawabnya membela diri.

"Gak percaya" balas Dharma.

Najandra menatap Dharma syok. "Emang muka gue kek tukang bohong, gitu?" Tanyanya penuh drama.

"Iya"

Deg

Najandra mengusap wajahnya. Jawaban Dharma membuat dirinya seperti ditampar. Jadi, lebih baik ia diam saja dan tidak meladeni Dharma.

"Harsa! Masih lama gak?!" Panggil sekaligus tanya Nares sambil mengotak atik ponsel.

Harsa yang berada di dalam kamar mandi sedikit tersentak kaget karena suara Nares. "B-bentar!" Sahutnya. Sebenarnya ia sudah siap, namun ia berhenti di depan cermin dan malah sibuk menatap dirinya.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang