30. Hadiah dari Dharma

256 58 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*****

Beberapa jam berlalu, tugas yang tengah mereka kerjakan hampir selesai. Hanya tinggal beberapa lembar saja maka mereka akan bisa bersantai.

"Capek gue" ucap Najandra langsung merebahkan diri pada lantai dengan posisi terlentang menatap langit langit rumah Dharma.

Kenzie ikut berbaring. "Gue ngantuk" kata Kenzie dengan mata yang mulai terasa berat. Bahkan Dharma dan Harsa ikut berbaring pada lantai yang dingin itu, badan mereka terasa begitu pegal karena duduk selama berjam jam.

"Pinggang gue pegel, padahal masih muda" celetuk Harsa memijat mijat bagian tubuh yang terasa pegal itu.

"Remaja jompo" sahut Nares tertawa.

Harsa tertawa. "Enak aja" jawabnya.

Setelah sedikit tertawa, Harsa lalu mengambil ponsel yang terletak di atas meja. Dan karena tidak pernah disentuh, ponsel miliknya terasa sangat dingin.

Ia nyalakan ponsel itu dan mulai mengotak atik isinya. Hal yang ia buka pertama kali adalah sebuah room chat yang ia gunakan mengirim pesan kepada Batra.

Dan ya, pesan yang Harsa kirim tidak dijawab sama sekali. Hanya dibaca saja. Namun tidak apa apa, yang penting Batra sudah tahu pergi kemana dirinya sekarang. Dan, siapa tahu karena hal itu ia tidak akan dipukul.

Sedikit berharap tidak masalah, kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedikit berharap tidak masalah, kan?

Dharma menarik napas panjang, ia juga merasa agak sedikit bosan. Tapi untung saja ia tidak sendirian hari ini. Ia terdiam sejenak, dan sebuah ide masuk di otaknya. "Pergi ke kebun yuk!" Ajak Dharma langsung bangun dari posisi terlentang menjadi duduk.

"Ngapain?" Tanya Najandra dengan mata tertutup.

"Metik buah, ayo!"

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang