20. Mencari

305 65 1
                                    

Happy reading
.
.
.

Dharma, Najandra, Garvi, dan Raditya berkeliling menggunakan motor menyusuri seluruh penjuru kota untuk mencari keberadaan sahabat mereka yang tak kunjung berhasil ditemukan.

Bahkan mereka turun dari motor dan bertanya pada pengendara yang lewat atau para pejalan kaki yang berjalan di trotoar jalan raya dengan menunjukkan foto tiga orang yang mereka cari selama berjam jam.

"Permisi, Kakak pernah lihat mereka bertiga?" Tanya Garvi menunjukkan foto tiga orang tersebut pada pejalan pejalan kaki yang lewat. Tapi tetap saja dari sekian banyak orang yang ia tanyakan tidak ada satupun dari mereka pernah melihat tiga orang ini.

"Pak, pernah lihat mereka?" Tanya Najandra kepada salah satu pengendara mobil yang berhenti di lampu merah.

Pengendara itu melihat foto yang ditunjukkan oleh Najandra kemudian ia menggeleng karena tidak tahu dan tidak pernah melihat mereka sama sekali.

Dharma dan Raditya juga sama, mereka berdua ikut pergi mencari dan bertanya tanya kepada semua orang yang berpapasan dengan mereka. Akan tetapi, jawaban orang yang mereka tanya selalu sama, yaitu tidak tahu.

"Sial" Umpat Dharma.

Pencarian yang mereka lakukan terus berlanjut, empat orang tersebut berpencar ke berbagai arah sambil tetap bertanya meski hasil yang didapatkan tidak ada sama sekali.

Mereka bertanya entah kepada pejalan kaki, pengendara, pedagang kaki lima, bahkan sampai sampai mereka juga mengunjungi beberapa rumah warga untuk bertanya.

Namun hasil tetap saja tidak ada, yang mereka dapat hanya rasa lelah dan keringat yang terus keluar, apalagi di bawah terik sinar matahari membuat mereka seperti ikan kering.

Mereka mencari dari jam satu siang tepat saat sekolah dibubarkan sampai jam tiga sore dengan adzan ashar yang sudah berkumandang pertanda panggilan untuk para umat muslim agar menjalankan ibadah wajib mereka.

Empat orang yang terlihat sudah sangat putus asa duduk di lantai depan masjid, wajah mereka terlihat lelah setelah berjam jam berkeliling kota, apalagi seragam juga belum diganti. "Ini gimana? Mereka gak ada" ucap Garvi frustasi.

Najandra menyisir rambut ke belakang dan menghela napas panjang. "Gue juga gak tau.." jawabnya ikut merasa frustasi.

Raditya berdecak. "Gue kangen mie ayam Bu Rety" ungkapnya jujur, Raditya merasa lapar bertambah dengan suara perut yang terus  keroncongan seperti meminta untuk segera diisi.

"Bu Rety lagi pulang kampung" sahut Garvi.

"Tahu darimana?" Najandra bertanya kepo dari mana Garvi tahu jika Bu Rety sedang pulang kampung?

"Kemarin gue ke warungnya, tutup. Orang orang bilang kalo Bu Rety pulang kampung" jelas Garvi menceritakan.

Disaat mereka bertiga mengobrol, Dharma hanya duduk bersila dengan  pandangan lurus menatap jalan raya yang isinya tentu bukan manusia saja. Dharma melihat beberapa sosok yang berlalu lalang di tengah tengah para manusia, ada yang menatapnya, bahkan ada juga sosok astral yang meledeknya.

"Hahaha kasian capek banget" ejek salah satu sosok astral dengan penampilan wajah setengah gosong dan mata kanan sosok itu sudah tidak ada.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang