45. Panik

348 39 3
                                    

Happy reading
.
.
.

"Hmm.. jangan jangan di lemari yaa.."

Garvi dan Raditya yang mendengarnya sontak melotot, bagaimana ini? Ke mana mereka harus berlari? Jantung mereka semakin berdetak cepat ketika kuntilanak itu terdengar mendekat ke arah lemari.

Garvi dan Raditya menutup mata bersiap siap untuk menerima hal yang akan terjadi. "Aku buka yaa hihihmmph-"

Cklek

"AAAAAA!!!"

Mereka berdua menjerit ketika lemari terbuka. "Heh sstt!" Garvi dan Raditya membuka mata, ternyata yang membuka lemari bukan kunti tadi, melainkan Harsa. Lalu Nares dan Kenzie yang membekap mulut kuntilanak itu.

"Bang Harsa!" Garvi dan Raditya langsung keluar dari lemari dan memeluk Harsa dengan kencang. Badan mereka sudah bergetar takut, syukurlah ternyata Harsa yang membuka lemari.

"Lepas!" Kuntilanak itu meronta ronta sambil berusaha melepas tangan kekar Nares yang membekap mulutnya dengan kuat, dan Kenzie yang menahan kedua tangan dan menjepit kaki kunti itu.

Posisi kunti itu terduduk pada kursi, tangan Nares membekap mulutnya kuat. Lalu Kenzie berdiri di depan kuntilanak itu sambil memegang kedua tangan dan menjepit kedua kaki Kunti itu dengan betis.

"Lepas!"

Kenzie dan Nares berdecak. "Diem lo anying!" Jawab mereka secara serempak membuat kuntilanak tersebut langsung terdiam.

"Bang gue takut.." ungkap Garvi sambil melirik kunti itu, Garvi tahu jika itu adalah manusia yang menyamar, namun tetap saja itu sangat menakutkan.

"Udah gapapa, ayo kita keluar" Harsa menarik tangan mereka kemudian berjalan menuju pintu untuk bersiap siap menunggu Nares dan Kenzie yang masih membekap kuntilanak itu.

Harsa membuka pintu sedikit lebih lebar, dan menunggu waktu yang tepat untuk menyuruh Nares dan Kenzie untuk keluar. Ia memegang gagang pintu sekuat tenaga.

"Nares, Kenzie! Ayo" perintah Harsa.

Dengan cepat Nares dan Kenzie melepas tangan sambil membanting kunti itu pada kasur, dan setelah itu berlari keluar. Tapi sebelumnya Kenzie memukul kunti tersebut dengan bantal dan langsung berlari menyusul Nares menuju pintu keluar.

Harsa gesit dan cepat langsung menutup pintu dan mengunci kuntilanak itu di dalam kamar tersebut setelah Nares dan Kenzie sudah berhasil keluar.

Mereka berlima langsung lemas dan jatuh terduduk di depan pintu. Mereka menghela napas lega, syukurlah mereka berhasil menyelamatkan diri.

"TOLOONG! JANGAN KEJAR GUEE!  HUAA ANJEENG!" Baru saja bernapas lega, mereka dikejutkan dengan suara seseorang yang berteriak dari dalam lorong gelap.

Mereka berlima tidak bergerak, hanya mendengar dan mencoba menebak suara siapa itu. Suara teriakan itu terdengar semakin mendekat dan semakin diperhatikan, muncul cahaya senter secara perlahan dari dalam lorong gelap itu.

"HUAAAA MAMAAA!!"

Mereka yang melihat itu langsung bangkit lalu bersembunyi di belakang tembok. Dan ketika seseorang itu melewati tembok tempat persembunyian mereka, Raditya langsung menarik lengan seseorang tersebut.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang