33. Hukuman

361 43 7
                                    

Happy reading
.
.
.

"Mengeluh karena lelah itu hal yang wajar, asal ingat jika terlalu banyak mengeluh itu akan selalu menambah kegelisahan"

- Nares

*****

Pukul 09.34 di toilet lantai tiga.

Karena terlambat menuju sekolah, tujuh orang laki laki itu kini mendapat hukuman, yaitu membersihkan seluruh toilet laki laki mulai dari lantai satu sampai lantai tiga. Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh pagi, bel istirahat akan segera berbunyi. Tujuh orang laki laki itu akan segera menyelesaikan hukuman, hanya tinggal beberapa toilet lagi akan mereka bersihkan.

Mereka juga sempat berlari sebanyak sepuluh kali, dan kini tengah membersihkan toilet lantai tiga, lantai terakhir yang toiletnya akan mereka bersihkan.

"Gue capek" keluh Garvi sambil memegang pel, ia lelah bercampur mual karena toilet yang kotor.

Kenzie berdecak. "Bukan lo aja" sahutnya dengan mata setengah terbuka, ia masih merasa sangat mengantuk.

Sama halnya dengan lima orang sisanya yang menyender pada tembok, mereka juga merasa sangat mengantuk bahkan hampir tertidur jika tidak segera ditahan.

"Gue gak mau nonton horor lagi" celetuk Raditya mual mengingat film Ivanna yang mereka tonton tadi malam.

Apalagi saat mereka selesai mengambil foto dan bersiap untuk tidur. Tapi mereka bukannya tidur, namun sebaliknya. Mereka bertujuh tidak bisa tidur sama sekali, memejamkan mata saja terasa sangat sulit karena terus mengingat film yang sempat mereka tonton.

Setiap akan menutup mata, bayangan dan potongan film itu akan muncul membuat mereka gelisah dan parno sendiri. Dan yang paling parah, mereka semua terjaga sampai pukul empat subuh, kemudian tertidur setelah shalat subuh sampai pukul tujuh, dan alhasil mereka terlambat.

"Udah selesai gak nih?" Tanya Harsa mengelap keringat di bagian pelipisnya.

Mereka menggeleng. "Masih banyak" jawab Dharma. Wajahnya terlihat masam, ia merasa risih dengan badannya yang terasa lengket karena keringat apalagi tidak mandi tadi.

"Kapan selesainya sih?! Capek gue" keluh Najandra menghempas pel yang ia pegang dengan kesal.

Nares bangun dari tempat ia menyender dan mulai mengepel kembali. "Mengeluh karena lelah itu hal yang wajar, asal ingat jika terlalu banyak mengeluh itu akan selalu menambah kegelisahan" ucapnya dengan langkah maju mundur mengepel lantai.

"Yaudah, cepet kerjain" suruh Harsa.

"Anggap ini semua sebagai hukuman, dan ancaman agar kita gak ulangi lagi" sambung Harsa.

Tujuh orang itu kembali melaksanakan hukuman yang sebentar lagi akan selesai. Meski mengerjakannya dengan cara malas malasan, dalam waktu lima belas menit saja semua toilet sudah selesai mereka bersihkan.

Dengan langkah gontai serta badan yang terasa pegal, mereka keluar dari toilet dengan perasaan yang sangat lega, akhirnya selesai juga.

"Pinggang gue encok" ujar Kenzie memegang kedua pinggangnya.

"Ketek lo bau anying" ucap Garvi mendorong Raditya agar menjauh darinya.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang