50. Bintang dan firasat

267 42 4
                                    

Happy reading
.
.
.

"Bintang itu seperti impian yang begitu tinggi, dan setiap orang pasti ingin meraihnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bintang itu seperti impian yang begitu tinggi, dan setiap orang pasti ingin meraihnya. Bintang itu bersinar di tengah kegelapan layaknya sebuah harapan yang menyala di tengah hidup yang kelam."

- Tujuh⁷ Bintang

*****

Pukul dua dini hari.

Mereka semua sudah tertidur lelap di dalam tenda sejak satu jam yang lalu. Namun tidak dengan Harsa, ia keluar dari tenda dan lebih memilih untuk menyendiri. Ia duduk di samping api unggun yang sudah hampir padam, dan di depannya adalah danau yang membentang begitu luas.


Danau itu adalah danau yang sering Harsa kunjungi. Bahkan sebelum masuk SMA, ia selalu datang kemari untuk mencari ketenangan dan bermain sendiri. Meski ditemani oleh kesunyian, ia membuatnya jauh lebih tenang.

Malam ini Harsa tidak bisa tidur, dan ia hanya duduk sendirian sambil melempar batu batu kecil ke arah air danau sampai batu itu tenggelam. Itu adalah kebiasaannya, Harsa selalu  menganggap bahwa batu itu adalah luka dan kesedihan yang harus ia buang sejauh dan sedalam mungkin dari kehidupannya.

Sambil melempar batu, Harsa menatap cahaya rembulan yang terpantul tepat di tengah tengah air danau. Lalu setelah itu Harsa mendongak, menatap langit yang dipenuhi oleh taburan berupa ribuan bintang.

Kedua mata Harsa berbinar. Menurutnya bintang itu seperti sebuah impian yang ingin ia raih. Bintang selalu bersinar di tengah kegelapan, sama seperti hidup yang penuh dengan impian namun masih terperangkap di dalam kegelapan yang kelam.

Jarak bintang yang berada di langit dengan tanah yang begitu jauh adalah umpama jika ingin meraih sesuatu maka harus berusaha. Bintang adalah sebuah impian yang setinggi langit sedangkan kita berada di bawah, yaitu di atas pijakan tanah. Dan kita harus berusaha untuk meraih impian yang sudah setara dengan tinggi langit.

Saat fokus memandang bintang, seseorang menepuk pundak Harsa membuatnya terkejut dan langsung menoleh ke belakang. Harsa menghela napas lega. "Gue kaget" ungkapnya kepada orang yang menepuk pundaknya, yakni Dharma.

Dharma kemudian duduk selonjoran di samping Harsa yang sudah beralih menatap langit kembali. "Kenapa lo di sini?" tanya Dharma menyapa indra pendengaran Harsa.

"Gue gak bisa tidur" Harsa menjawab jujur.

Dharma mengangguk angguk, dan ikut melihat ke arah pandangan yang sama seperti Harsa, yaitu mengarah pada langit.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang