56. Curiga

246 34 0
                                    

Happy reading
.
.
.

"Harsa... kenapa?" gumam Najandra.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Najandra berada di dalam kamar dengan seluruh lampu mati, kecuali lampu tidur yang menyala berada di atas meja samping tempat tidurnya. Ia duduk menyender pada kepala ranjang sambil terus berpikir keras, apa yang yang terjadi pada Harsa.

Kenapa ketika ia membuka kertas itu, Harsa sangat panik? Dan terlebih lagi rambut Harsa yang rontok dan tertempel pada kupluk cukup banyak, ada apa ini?

"Jangan jangan, Harsa sakit?"

Najandra berpikir sejenak, ia berdecak lalu langsung menepuk nepuk kepalanya. Apa apaan? Kenapa ia jadi berpikir yang tidak tidak?

"Besok pas sekolah gue tanya" ucap Najandra kemudian beralih mengambil posisi terlentang di atas ranjang.

Najandra menghela napas panjang dan mencoba untuk memejamkan mata, akan tetapi tidak bisa. Sebab bayangan bayangan yang terjadi beberapa saat yang lalu terus muncul.

Rasanya Najandra ingin cepat cepat masuk sekolah, untuk mengintrogasi Harsa secara langsung.

"Tingkah Harsa aneh..." pikir Najandra.

Dan sebenarnya, Najandra juga curiga kepada Narika, Ibunya sendiri. Sebab ketika Kenzie menyuruh Harsa membuka kupluk, Narika juga terlihat panik akan hal itu.

Najandra menatap langit langit plafon kamarnya dengan pikiran yang kacau. "Mama juga aneh.." ucapnya.

"Ck. Masuk sekolah masih lama, ish!" kata Najandra kini kesal.

Najandra terdiam beberapa detik. "Kalo gitu gue ke rumah Harsa besok!" ucapnya mengambil keputusan karena tidak sabar.

Setelah mengambil keputusan, Najandra mematikan lampu tidurnya. Ia tarik selimut, lalu mulai menutup kedua mata dan mengistirahatkan jiwa.

*****

Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Suasana kota ramai oleh kepadatan aktivitas manusia yang berlalu lalang.

Salah satunya adalah Najandra. Ia dengan penampilan rapi tengah mengendarai motor di jalan raya. Ketika bangun tidur, Najandra langsung bersiap siap untuk pergi dari rumah menuju rumah Harsa.

Tidak ada siapapun di rumah, Najandra tidak tau ke mana Narika pergi sepagi itu. Najandra hanya menemukan sarapan yang sudah tersedia di atas meja, dan sebuah pesan masuk dari Narika.

Narika berkata bahwa ia sedang pergi untuk mengurus pekerjaan kantor.

Dan kini, motor Najandra berhenti tepat di depan gerbang rumah Harsa. Ia buka kaca helm berwarna hitam itu lalu mengintip keadaan rumah dari gerbang. Suasana terlihat begitu sepi, bahkan gerbang yang tidak pernah terkunci kini digembok rapat.

Najandra dengan jeli juga melihat pintu masuk yang juga digembok rapat. Artinya, tidak ada siapapun di rumah. Yang ia lihat hanyalah sebuah bola basket, tergeletak sembarangan tempat di halaman rumah.

"Harsa ke mana pagi pagi?"

Najandra dengan inisiatif menekan klakson motornya beberapa kali, ia juga menggeber geberkan motornya berkali kali. Namun, tidak ada jawaban, malahan orang orang yang lewat di samping Najandra menatapnya aneh karena melakukan hal itu.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang