Happy reading
.
.
.Pukul dua siang hari, sekolah sudah berakhir pukul satu siang tadi. Tujuh laki laki tersebut kembali ke rumah Dharma untuk melanjutkan tugas kemarin. Mereka mengerjakan tugas di ruang tamu, dan tugas mereka itu baru saja selesai, lalu sekarang waktunya untuk bersantai.
Hanya lima orang yang masih hidup, dua orang laki laki yaitu Garvi dan Raditya sudah tenggelam di dalam mimpi. "Gue gak mau pulang cok, males" ucap Kenzie yang sudah sangat malas pulang ke rumah.
"Gapapa, lagian lo bisa ke sini kapan kapan" jawab Dharma sambil mengoreksi tugas mereka yang sudah selesai tadi.
Dharma mengangguk angguk. "Udah bener" ungkapnya kemudian menaruh tugas tersebut di atas meja.
Suasana menjadi hening, mereka diam tidak bergerak sama sekali atau lebih tepatnya tengah sibuk dengan pikiran masing masing. Apalagi Harsa, kepalanya masih terasa sakit dan berdenyut denyut. Bertambah dadanya terasa sesak entah kenapa. Harsa ingin batuk, namun dengan sekuat tenaga Harsa menahannya.
"Muka gue gosong rasanya" ucap Nares dengan wajah semula putih kini menjadi merah seperti direbus karena berdiri di bawah terik sinar matahari yang menyengat.
"Mau skincare? Ambil di kamar" imbuh Dharma yang hobi berikutnya setelah membeli baju yakni membeli skincare.
Nares menggeleng. "Kapan kapan deh" jawabnya merasa tidak enak.
Najandra menghela napas. "Gue mau ketemu Bu Rety" tuturnya merasa sangat merindukan Bu Rety. Sudah hampir sebulan mereka tidak pernah bertemu.
"Gue juga" sahut Kenzie mengambil posisi berbaring terlentang di bawah kipas yang ada di atas plafon, cuaca sangat panas hari ini.
"Besok pulsek ke warung yuk" ajak Najandra.
Mereka mengangguk. "Boleh, gue kangen mie ayam" balas Nares yang sangat rindu dengan mie ayam buatan Bu Rety.
Harsa berdehem. "Gue ke toilet sebentar" pamitnya kemudian beranjak bangun lalu berjalan menuju toilet yang berada di dekat dapur. Harsa masuk dan mengunci pintu dari dalam, lalu menatap dirinya pada pantulan cermin.
Wajah terlihat pucat.
Kulit terasa dingin.
Kepala sakit.
Dada sesak.
Isi perutnya seperti diaduk.
Semua bercampur menjadi satu. Harsa merasa tidak bisa bernapas, rasanya seolah olah ada seseorang yang mencekiknya dengan kuat, dada Harsa terasa sakit seperti dihimpit oleh bebatuan besar yang tidak memberinya ruang untuk bernapas,
Harsa meremas dadanya kuat."Uhuk.. uhuk.. uhuk.."
Harsa mengeluarkan batuk yang sedari tadi ia tahan, kepalanya berdenyut dan terasa akan pecah, penglihatannya menjadi buram, ia menutup matanya. "Sakit.." gumam Harsa sambil meremas dadanya semakin kuat untuk menetralkan rasa sakit.
"Uhuk.. uhuk uhuk.."
Harsa kembali terbatuk, dengan segera Harsa mengambil tisu kemudian menutup mulutnya ketika batuk tersebut keluar terus menerus. Beberapa detik setelahnya, batuk itu terhenti, Harsa membuka tisu yang menutup mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tujuh⁷ Bintang
Teen FictionDilarang keras plagiat! •|All Enhypen members|• Kisah ini menceritakan tentang persahabatan tujuh orang laki-laki yang dipertemukan pada jenjang masa SMA, sifat mereka lucu dan terbilang receh. Tapi di balik semua itu terdapat luka yang tersimpan ra...