55. Perilaku aneh

251 34 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Hari demi hari berlalu, tepat pada saat ini yakni pada awal pertengahan bulan November. Libur semester sudah diadakan, artinya semua murid pasti sudah tidak masuk sekolah lagi, bukan berhenti. Akan tetapi hanya istirahat sejenak, kemudian akan masuk kembali setelah liburan  selesai dilaksanakan.


Pada hari ini, tanggal 16 November adalah hari ketiga liburan, sekolah hanya diliburkan selama satu minggu saja. Tujuh orang laki laki itu tidak pergi ke mana pun, mereka hanya sibuk mengobrol dan berkomunikasi melalui room chat. 

Mereka semua berbincang tentang berbagai macam hal, seperti kabar dan lain sebagainya. Dan di tengah perbincangan, Najandra mengajak mereka semua untuk datang ke rumah.

Setelah mendapat undangan, mereka semua sepakat untuk pergi menuju rumah Najandra siang hari nanti. Setidaknya mereka akan sedikit bersenang senang, daripada harus mendapat siksaan.

Di sebuah tempat, yakni kamar bernuansa putih, Harsa dengan penampilan memakai baju lengan panjang serta celana panjang berwarna putih tulang tengah berdiri seraya menatap dirinya pada cermin.

Harsa memperhatikan dirinya sendiri. Kini, tubuhnya terlihat lebih kurus dari biasanya. Kadang juga karena efek kemoterapi yang ia lakukan selama ini membuat dirinya sering merasa pusing dan kadang juga mual, bahkan muntah.

Apalagi ketika ujian, ia memaksa diri untuk tetap masuk dan ikut serta dalam ujian karena tidak ingin tertinggal. Kurang lebih selama dua minggu terakhir, ia sudah melakukan kemoterapi beberapa kali.


"Sembuh. Gue bakal sembuh" gumam Harsa.

Harsa tersenyum getir, seraya mengusap rambut lalu melihat telapak tangannya. Dan benar saja, terdapat helaian rambut yang sudah mulai rontok. Ia menatap rambut itu dengan mata sendu, ini sukur dipercaya.

Dirinya, benar benar sakit. 

"Rontok..." gumamnya lalu menggenggam erat helaian rambut itu.

Kedua mata memanas, dengan pelan menggeleng lalu mengusap air mata. "Enggak, gue gak boleh nyerah. Gue pasti sembuh, pasti!" ucap Harsa lalu setelahnya membuang helaian rambut tersebut.

Setelah membuang rambut, Harsa mengambil kupluk berwarna army miliknya yang berada di dalam laci kemudian langsung ia kenakan.

"Setidaknya, gue pake ini dulu" gumam Harsa memasang kupluk tersebut.

Setelahnya, ia kembali membuka laci deretan bawah. Lalu mengambil beberapa bungkusan obat yang akan ia minum. Harsa mengambil butiran obat itu, dan obat yang berjumlah empat butir itu ia minum satu persatu. Jujur saja, Harsa lelah meminum semua ini. Dua minggu ia terus meminum butiran obat itu secara terus menerus.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang