7. Bu Rety

427 91 141
                                    

Happy reading
.
.
.

"Takdir tidak ada yang tahu, cepat atau lambat semuanya akan pergi, kapan pun itu"

- Harsa

*****

Setelah sepakat untuk pergi membolos bersama, kini mereka berada di taman belakang sekolah untuk mencoba kabur, atau lebih tepatnya mereka sedang berusaha untuk melompat keluar dari tembok tinggi yang ada di taman belakang sekolah mereka.

Harsa adalah orang pertama yang naik kemudian terjun dari tembok tinggi itu terlebih dahulu, kemudian disusul oleh Dharma dan Nares.

Dharma dan Nares mendarat dengan sempurna, kemudian Garvi dan Raditya juga ikut terjun dari tembok.

Kini giliran Najandra dan Kenzie yang masih tertinggal di dalam kawasan sekolah. "Lo naik duluan" suruh Kenzie mendorong Najandra.

"Gak usah dorong-dorong" peringat Najandra.

Kenzie memutar bola mata malas. "Ayo cepet, kita ketahuan nanti" suruhnya mulai sedikit geram karena Najandra.

Najandra menjulurkan lidah mengejek. "Biasa aja kali" ucapnya kemudian mulai menaiki tembok tersebut secara perlahan.

Kenzie menunggu di bawah sana sambil melihat sekeliling, sengaja untuk berjaga-jaga siapa tahu ada seseorang yang melihat mereka.

Najandra sudah sampai pada atas tembok dan tinggal terjun saja, tapi Najandra hanya diam di atas tembok sambil mengintip ke arah bawah. Tembok ini benar benar tinggi.

"Woi cepet anjir" ujar Nares di bawah sana. Mereka berlima sudah menunggu Najandra dan Kenzie yang tidak kunjung turun.

"Gue takut!" balas Najandra jujur. Bulu kuduknya berdiri jika terus terusan melihat ke arah bawah.

"Tinggal lompat aja elah" sahut Kenzie di seberang sana sudah lelah menunggu giliran.

Najandra berdecak. "Gue takut!" jawabnya dengan keringat dingin.

Lima orang yang sudah ada di luar membujuk Najandra untuk segera turun dengan hati-hati, tapi Najandra terus merengek mengatakan bahwa ia takut untuk turun. Sedangkan Kenzie duduk berjongkok menyender pada tembok sambil tetap melihat sekeliling. Kenzie tidak berniat untuk ikut membujuk, di mata Kenzie Najandra sangat penakut.


Dan di tengah kesibukan seperti itu, mata Kenzie tidak sengaja melihat seberang utara, di mana ada Pak Reno yang sedang berjalan sambil melihat-lihat sekeliling.

"Woi ada Pak Reno! Cepet turun!"
perintah Kenzie begitu panik segera mulai memanjat tembok. Lalu Najandra yang mendengar ucapan Kenzie juga ikut panik.

Najandra menjadi kebingungan sendiri. Tidak tahu harus memilih terjun atau tetap berada di atas. "Janda cepet anying!" ujar Garvi tidak tahan.

Kenzie sudah sampai di atas tembok kemudian langsung terjun. Dan kini yang tertinggal sendiri hanya Najandra yang masih ketakutan.

Enam orang temannya sudah berada di bawah terus menyoraki dirinya untuk segera turun. Najandra menengok ke belakang untuk melihat apakah Pak Reno ada di sekitarnya.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang