21. Bantuan

295 66 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Pagi hari telah tiba, malam yang sunyi dan gelap kini sudah berganti dengan pagi yang cerah bersama matahari terbit yang menyambut dari timur, para manusia dan makhluk hidup lain bangun dari tidurnya untuk kembali menjalankan aktivitas.

Harsa, Nares, dan Kenzie masih terkurung di dalam jeruji besi. Kenzie yang masih tidak terima jika harus terkurung seperti ini terus berdoa meminta untuk segera dibebaskan.

Sedangkan kondisi Harsa semakin memburuk. Tenaganya sudah terkuras habis, Nares menjadi ikut panik karena suhu tubuh Harsa sangat tinggi dan bisa bertambah dalam waktu singkat. Nares sudah melakukan banyak cara, polisi sudah membawa dokter, tapi sama saja.

"Harsa, sabar ya.. bentar lagi bebas" ucap Nares mencoba menenangkan, meski waktu bebas masih lama ia masih berusaha untuk menghibur.

Di rumah Dharma, mereka semua hampir siap untuk mencari tiga orang itu lagi. Akan tetapi kali ini mereka akan menunggu Dhira, orang yang akan membantu mereka mencari pada hari ini.

Sembari menunggu, mereka bertiga dengan penampilan yang sudah rapi dan Dharma yang masih dengan penampilan urak urakan. Belum mandi, dan baru bangun dari tidur. Empat orang itu duduk di ruang tamu dengan sebuah televisi yang berada di hadapan mereka.

Najandra, Garvi, dan Dharma sedang memperebutkan remot televisi. Mereka bertiga ingin menonton sebuah film, tapi yang menjadi masalah yaitu film yang mereka inginkan berbeda beda.

Garvi ingin menonton Harry Potter.

Dharma ingin menonton Dilan 1990.

Najandra ingin menonton Habibie dan Ainun.

Tiga film bertentangan dengan tiga manusia yang juga ikut bertengkar  memperdebatkan masalah tentang film yang belum juga selesai.

Sedangkan Raditya duduk bersantai  sambil menscroll Twitternya kembali untuk memeriksa berita yang sempat tertunda kemarin, ia menggulir halaman Twitter berkali kali hingga akhirnya berita yang ia cari sedari tadi berhasil ditemukan.

Raditya mulai membaca artikel artikel tersebut. Tidak ada foto atau semacamnya, hanya terdapat penjelasan kronologi dan inisial pelaku saja, yaitu H, N, K yang terduga masih menjadi seorang pelajar SMA.

Alis Raditya mengernyit. "H, N, K?" Gumamnya. Karena inisial yang disebut itu berinisial sama dengan orang yang sedang mereka cari, tapi Raditya mencoba untuk tetap berpikiran positif.

Kembali lagi dengan tiga orang yang masih memperebutkan remot televisi.
"Sini remot nya!" Ucap Dharma menarik remot yang ada di tangan Garvi dengan cepat.

"Enggak, gue mau nonton Harry Potter!" Balas Garvi menarik remot itu kembali dari tangan Dharma. Dharma menahan remot yang ia pegang dengan erat, akan tetapi tenaga Garvi sangat besar dan alhasil remot itu jatuh di tangan Garvi lagi.

Dharma menggeleng. "Dilan 1990!!" Balas Dharma kembali menarik remot yang dipegang oleh Garvi.

Garvi mencoba menahannya, tapi entah kenapa telapak tangannya terasa licin dan alhasil Dharma sukses mengambil remot yang ia pegang.

"Cinta doang lo! Habibie dan Ainun lebih bagus!" Ucap Najandra yang kini merebut remot yang ada di tangan Dharma.

"Loh! Mau mau gue dong!"

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang