36. Berkunjung

229 37 6
                                    

Happy reading
.
.
.

"Jangan takut melangkah untuk meraih keberhasilan, meski ada kegagalan, jangan takut untuk melawan. Hidup memang kelam, tapi berusahalah untuk bersinar seperti bintang"

- Bu Rety

*****

Pukul satu siang hari, sekolah baru saja berakhir beberapa saat yang lalu. Para murid berhamburan keluar dari sekolah untuk pulang ke rumah, beristirahat dari kelelahan sebab aktivitas yang dilakukan hari ini. 

Sesuai dengan kesepakatan, tujuh orang laki laki itu akan berkunjung ke warung Bu Rety yang sudah lama mereka tidak kunjungi.

Mereka memarkirkan motor masing masing terlebih dahulu di suatu tempat berupa lapangan luas dan ditumbuhi banyak rumput yang berada tepat di samping warung Bu Rety, lalu setelah itu melangkah masuk ke dalam warung.

"Bu Rety.." panggil Garvi, orang pertama yang masuk ke dalam warung.

"Ibuu.." panggilnya dengan bernada.

"Tunggu sebentar!" Sahut Bu Rety terdengar berasal dari arah dapur. Bisa didengar juga suara bising dari dapur, tandanya Bu Rety tengah memasak.

Enam orang laki laki sisanya dengan Dharma yang membawa kantong kresek putih juga ikut masuk dan berdiri di samping Garvi menunggu Bu Rety untuk keluar dari dapur.

"Kresek apaan nih?" Tanya Raditya.

Dharma melirik. "Buat Bu Rety" jawabnya sambil mengangkat kresek tersebut untuk memperlihatkannya pada Raditya.

Dua menit menunggu, Bu Rety akhirnya muncul dari sebuah pintu yang ada di sudut warung, di mana di dalam sana terdapat ruangan berupa dapur. "Loh.. kalian.." ucap Bu Rety sedikit terkejut ketika melihat penampakan tujuh orang laki laki berdiri di warungnya.

"Ibu kaget, hahaha" ungkap Bu Rety mentertawakan dirinya karena sangat mudah terkejut.

Tujuh orang laki laki itu juga ikut tertawa lalu menyapa Bu Rety, dan tidak lupa untuk menyalami tangan yang sudah menjadi kebiasaan.

"Bu Rety gimana kabarnya?" Tanya Harsa.

Bu Rety tersenyum tipis. "Baik nak, kalian gimana?" Tanyanya balik. Dan mereka menjawab bahwa mereka baik baik saja.

Setelah perbincangan kecil, mereka dipersilahkan duduk oleh Bu Rety.  "Ayo duduk dulu" ucapnya mempersilahkan ketujuh anak tongkrongannya itu untuk duduk.

Tujuh orang itu mengiyakan lalu mengambil tempat duduk berupa kursi yang ada di sana. "Ibu.. Garvi nunggu Ibu dari kemarin gak buka buka" ungkapnya karena memang benar Garvi terus ke sana kemari untuk menemui Bu Rety.

"Iya Bu.. Raditya kangen mie ayam" kata Raditya.

Hanya karena ucapan seperti itu saja, sudah mampu membuat semua orang langsung tertawa. "Mie ayam doang lo pikirin" balas Najandra sambil tertawa.

"Masa sih?" Tanya Bu Rety sengaja untuk berpura pura tidak percaya.

Raditya mengangguk. "Banget banget banget banget" jawabnya dengan serius.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang