32. Terlambat

420 62 37
                                    

Happy reading
.
.
.

Matahari bangkit dari arah timur, langit hitam telah berganti, hujan yang mengguyur kota sudah reda dan aktivitas yang terhenti kini berjalan kembali. Burung berterbangan kesana kemari menyambut pagi yang segar hari ini.

Semburat cahaya matahari masuk melalui celah jendela menyinari beberapa pasang mata yang masih tertutup rapat. Najandra yang merasa terusik dengan cahaya kemudian membuka mata, ia merasakan silau menembus masuk ke dunia mimpinya.

Ia menggeliat lalu bangun seraya menggosok mata. "Jam berapa dah?" Gumamnya lalu melirik jam dinding. Ternyata masih pukul 07.00. Najandra mengangguk angguk.

Tunggu, matanya terbelalak. "Anjir!? Telat!" Pekiknya baru sadar segera
membangunkan orang orang yang masih setia terlelap dan tenggelam dalam mimpi.

Keenam orang yang tidur itu masih setia memejamkan mata rapat dengan penampilan lengkap masih memakai sarung, mereka tidak sadar bahwa mereka ketiduran ketika selesai shalat subuh pukul empat pagi tadi.

PUK

PUK

"Bangun!! Bangun!!" Ucap Najandra sambil memukul badan mereka satu persatu menggunakan bantal berkali kali hingga mata enam orang itu terbuka.

Tapi meski sudah sadar, mereka tidak kunjung bangkit dari posisi membuat Najandra merasa semakin panik karena waktu. Lalu Najandra dengan sekuat tenaga menarik tangan Harsa sampai terduduk lalu menepuk pipi Harsa.

"Woi telat anying!! Udah jam tujuh!"

Mata Harsa yang semula sayu dan berat perlahan mulai terbuka, ia menatap Najandra bingung. "Hah?" Beo Harsa tidak mengerti, otaknya belum tersambung dan masih loading.

"Kita telaaat!! BANGUUNN!!" Teriaknya dengan kesal kemudian menarik tangan mereka semua untuk segera bangun. Dan tepat pada saat itu barulah otak Harsa tersambung.

"Telat?!" Tanya Harsa, kemudian ikut membantu membangunkan beberapa dari mereka yang masih pingsan dengan lelap. Najandra dan Harsa berusaha, tapi sangat sulit membangunkan mereka.

"WOII BANGUUUUN!!"

Najandra menjerit jerit seperti orang kesurupan, sedangkan Harsa mengambil teko kaca yang terisi penuh dengan air, tidak ada cara lain selain melakukan hal ini, jadi..

BYUR

Harsa menyiram mereka, sehingga enam orang yang sulit dibangunkan itu terperanjat kaget dan langsung bangun. "Bangsat!" Umpat Kenzie mengusap wajahnya yang basah.

Tapi apa peduli, Harsa lanjut mengambil seragam mereka dan melemparkannya kepada para pemilik.

"Cepet, kita telat!" Ucap Najandra lebih dulu berlari masuk ke kamar mandi untuk membasuh wajah.

Lima orang yang baru bangun itu juga sama, meski dengan nyawa yang baru terkumpul setengah mereka dengan cepat bergerak untuk bersiap siap, tanpa mandi. Mereka berlarian ke sana kemari untuk membasuh wajah dan menggosok gigi.

Lalu memakai seragam dibantu parfum dan deodorant untuk menutup bau badan. "Woi cepet! Udah jam 07.23!" Jerit Dharma panik. Mereka semua kemudian berlarian turun dari tangga lengkap dengan sepatu.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang