23. Pengobatan

533 63 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Tepat pada hari itu juga akhirnya tiga orang yang terkurung di dalam penjara berhasil dibebaskan. Narika merasa sangat senang sampai sampai ia memeluk tiga orang itu berkali kali sambil mengusap usap rambut mereka penuh kasih sayang.

Narika hampir saja ingin menangis jika Dhira tidak mau melepaskan mereka. Karena sungguh, ia begitu khawatir dan takut sesuatu terjadi kepada tiga orang ini.

Dan kini, setelah keluar dari kantor polisi. Narika segera membawa Harsa pergi menuju rumah sakit. Tidak lupa juga, ia membawa enam orang lainnya menggunakan mobil Daihatsu Luxio putih miliknya.

"Harsa, tunggu sebentar ya nak?" Pinta Narika sambil menyalakan mesin dan bersiap menjalankan mobilnya.

Harsa menarik garis lengkung ke atas membentuk sebuah senyuman dengan bibir pucat nya. "Iya, Ma" jawab Harsa.

Harsa duduk di kursi mobil deretan ke dua lalu Garvi dan Raditya duduk di sebelahnya. Garvi duduk di bagian kiri, dan bagian kanan Raditya yang mengisinya. Jadi, posisi Harsa tepat berada di tengah.

"Bang, kita panik pas cari kalian" ucap Garvi sambil memainkan jari tangan Harsa layaknya seperti anak kecil.

Harsa tidak langsung menjawab, ia hanya terkekeh. Ia merasa senang mempunyai sahabat sekaligus adik yang begitu peduli seperti mereka. "Ini noh, Kenzie yang punya gara gara" sahut Nares yang duduk di kursi belakang sambil melirik Kenzie tajam.

Kenzie ikut melirik dengan sinis. "Idih, kok gue?"

Nares berdecih sambil memutar bola matanya. "Iya lah, emang lo dalangnya" jawabnya dengan nada sinis dan menusuk.

Kenzie menatap Nares. "Tapi lo juga yang mau" balasnya tidak terima, ya meskipun yang dikatakan Nares itu memang benar, bahwa pada hari tersebut Kenzie adalah ketuanya.

Najandra yang duduk di kursi depan samping tepat di samping Narika yang mengemudi hanya terkekeh kecil melihat mereka dari arah spion mobil, akan tetapi Najandra bersyukur akhirnya mereka bisa menemukan tiga orang yang hilang.

Sepanjang perjalanan Nares dan Kenzie terus saling menyalahkan satu sama lain perihal kemarin, tidak ada yang mau salah dan disalahkan. Garvi dan Raditya tidak bisa berhenti
tertawa, Narika dan Najandra juga.

Lalu Harsa? Ia sudah tertidur.

Sesampainya di rumah sakit, Narika membangunkan Harsa kemudian langsung membawanya masuk menuju ruang pemeriksaan dan yang lain menunggu di luar ruangan.

"Kalian gapapa? Nares? Kenzie?" Tanya Narika mencoba melihat kondisi dua laki laki SMA ini.

Mereka menggeleng. "Kita gapapa kok" jawab Nares dengan senyuman yang ia tunjukkan begitu lebar.

Narika menghela napas lega, syukurlah jika mereka baik baik saja. Jika tidak, bisa bisa dirinya akan bertambah panik tujuh kali lipat.

Beberapa saat mereka menunggu di depan ruangan Harsa. Narika sudah pamit pulang sebentar untuk mengambil baju ganti yang akan digunakan oleh Harsa, Nares, dan Kenzie. Tentu saja, seragam yang tidak pernah mereka ganti sudah kotor dan berdebu, apalagi wajah mereka yang tampak kusam. Tapi tidak apa apa, mereka tetap tampan.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang