53. Fakta

230 32 0
                                    

Utamakan vote dulu sayang.

Happy reading
.
.
.

"Semua sudah ditentukan, kita tidak bisa menyalahkan Tuhan. Kita ini makhluk ciptaan sementara, dan pasti akan kembali ke pangkuang sang pencipta"

- Nares

"Hidup itu berjalan, semua takdir yang sudah ditentukan tidak bisa dihilangkan"

- Dharma

*****

26 Oktober 2024

Dua hari setelah kematian Arsyla. Enam orang laki laki itu senantiasa berada di samping Raditya. Bu Rety juga Narika ada di sana untuk menemani mereka semua. Raditya masih tidak menerima kepergian Arsyla terus menangis setiap saat.

Raditya sering menangis ketika malam hari, dan di waktu itu juga enam laki laki tersebut menenangkannya, entah dengan memberinya pelukan dan beberapa ucapan supaya Raditya tetap sabar dan ikhlas dengan semua hal yang terjadi.

Dan kini, pukul sembilan pagi. Raditya berada di ruang tamu bersama enam laki laki, Bu Rety dan Narika.

"Raditya, sarapan dulu ya?" pinta Narika dengan semangkuk nasi dan lauk yang sudah tersedia.

Raditya menatap Narika sebentar dengan mata sembabnya kemudian menggeleng kecil.

"Raditya belum makan dari kemarin.. sekali aja" imbuh Bu Rety membujuk.

Raditya masih dengan keras kepala tetap menggeleng, dua orang Ibu sudah menasehati dirinya. Akan tetapi ia tidak mau mendengarkan.

"Raditya mau Mama balik.." jawab Raditya dengan mata yang kembali berair.

Dua hari yang lalu Raditya sempat mengatakan bahwa ia tidak akan menangis lagi. Namun gagal karena hal yang terjadi tepat pada hari itu membuat Raditya merasa sangat tersakiti.

Kenzie yang berada tepat di samping Raditya langsung merangkul dan mengusap usap bahu laki laki itu. "Sarapan dulu, dari kemarin lo belum makan" ucapnya menasihati.

Raditya menggeleng kecil dengan buliran air mata yang kembali menetes. "Tuhan jahat, ngambil Mama dari gue" jawab Raditya.

Kenzie menghela napas, baik ia mengerti. Ia elus bahu Raditya lalu bertanya. "Lo inget gak kata Harsa?" tanya Kenzie membuat Raditya terlihat berpikir.

Detik berikutnya Raditya menggeleng karena ia tidak mengingat apa apa. Lalu Kenzie menatap Harsa seolah menyuruhnya untuk mengulang perkataan beberapa bulan yang lalu.

"Takdir tidak ada yang tau, cepat atau lambat semua akan pergi, kapanpun itu" ucap Harsa mengulangi perkataannya.

Kenzie mengangguk kemudian menatap Raditya kembali, seraya tersenyum kembali bertanya. "Denger?" tanyanya.

Raditya mengangguk kecil. Ia tidak merespon dengan ucapan, ia hanya diam dan membiarkan Kenzie kembali berbicara.

"Jadi, itu adalah takdir. Lo gak bisa ubah, setiap orang yang hidup suatu saat pasti akan pergi" jelas Kenzie.

"Di dunia itu gak ada yang abadi, Raditya" imbuh Najandra.

Namun, bukannya mengerti. Raditya justru kembali menitikkan air mata. "Kenapa Mama gak abadi aja?" tanyanya dengan suara tertahan.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang