44. Pasar malam

234 48 7
                                    

Happy reading
.
.
.

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

20 Oktober 2024.

Dua bulan telah lewat, bulan sudah berganti. Hari berjalan seperti hari biasanya. Istimewa jika ada waktunya dan sakit bila ada perlunya, itulah yang menjadi prinsip mereka. Yakni untuk tetap bahagia dan menikmati setiap momen, mengenangnya sebagai memori istimewa. Lalu mencoba melupakan segala hal yang menyakitkan, dengan kebahagiaan.

Malam hari, pukul delapan di jalan raya kota yang penuh dengan kepadatan para makhluk hidup yang berlalu lalang kesana kemari. Tujuh remaja mengendarai motor milik mereka di tengah keributan dan bisingnya suara kendaraan. Mereka melaju dengan kecepatan normal, sesekali menyalip beberapa kendaraan. Motor mereka berhenti di ujung jalan, di mana terdapat taman kota yang jauh lebih padat akan pengunjung.


Para pengunjung berada di mana mana sambil menikmati makanan yang terjual di sana, atau mencoba beberapa wahana. Taman kota saat ini padat, karena malam ini pasar malam akan diadakan sampai pagi. Dan, lebih tepatnya sampai satu minggu berturut turut.

Mereka bertujuh mencari tempat kosong untuk memarkirkan kendaraan, dan syukurnya masih ada tempat kosong dan bisa diisi oleh mereka bertujuh.

"Buset rame banget" celetuk Garvi pertama kali melihat taman yang sangat penuh dengan keramaian.

Tujuh laki laki itu masih berdiri dan belum berjalan masuk sama sekali. Mereka tengah menikmati malam yang terlihat begitu ramai, berbagai macam wahana permainan dengan lampu berwarna warni menghiasi. Bertambah dengan gradasi langit malam bersama bintang tepat di atas mereka.

Setelah puas melihat lihat, mereka kemudian berjalan masuk ke area pasar malam yang begitu ramai dan padat itu.

"Enaknya jajan apa ya" kata Dharma melihat sekeliling yang di mana mana terdapat banyak sekali pedagang dan berbagai macam wahana serta permainan ada di taman kota ini.

Harsa mengeluarkan ponsel dari saku celana dan membuka kamera. "Foto dulu, jadi dokumentasi" ujarnya mulai menata handphonenya pada penyangga yang ia bawa.

"Foto mah wajib haha.." sahut Nares garing.

Mereka berenam kemudian mulai mengambil posisi yang nyaman, dan menyisakan ruang kosong untuk Harsa di tengah tengah mereka. Sedangkan Harsa sendiri tengah mengatur kamera.

"Sa, ayo sini kosong" ajak Kenzie menunjuk tempat kosong di sampingnya.

Harsa menoleh. "Bentar dulu" jawabnya sambil mengatur waktu undur dari sepuluh, kemudian setelah itu langsung berlari mengisi tempat kosong di tengah tengah enam adiknya. Mereka berfoto sambil bergaya bebas dengan senyuman menatap kamera.

Ckrek

Foto berhasil diambil, Najandra adalah orang pertama yang langsung berlari untuk melihat hasil foto mereka itu. Sedangkan pemilik ponsel hanya diam, dan membiarkan mereka yang mengambil ponsel itu.

Tujuh⁷ Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang