Yuhuu ...
Pelan-pelan latar belakang Cantika bakal diceritakan. Terus hubungan Ben sama Viona juga nanti diulik satu per satu.
Pokoknya jangan bosen-bosen baca kalau kamu udah baca sampai sini yaa.
Oh iya, semoga jantung kalian kuat menghadapi tingkah Ben yang agak miring.
===
Akhir pekan mungkin menjadi hari yang menyenangkan untuk sebagian besar orang. Cheating day, rest day, atau apa pun yang dilakukan orang-orang pada hari Minggu. Cantika iri melihat wajah-wajah yang tampak berseri duduk di restoran hotel berbintang itu. Menikmati makan malam dengan keluarga, pasangan, atau teman.
Yang jelas, dua hari ini jiwa raganya lelah terjebak dalam perkumpulan keluarga yang mengharuskannya memasang tampang manis dan baik walau tak suka sekali pun. Satu hal yang mungkin disyukurinya hari ini, konten untuk update di media sosialnya. Itu saja.
"Oh iya, Cantika semester berapa sih? Kok kelihatan santai? Geo udah mau buka klinik sendiri, Grisele juga dapat tawaran posisi Public Relation," singgung Tante Santy.
Cantika meletakkan ponselnya saat dia sedang merekam dan mengambil gambar. Stok topeng 'baik-baik saja' pada wajahnya mulai menipis malam ini. "Semester delapan."
"Mau skripsi dong, ya?"
"Belum, Tante."
"Ya ampun, kamu ngulang mata kuliah lagi?" desis Tante Santy dengan nada meninggi dan suara nyaring. "Om sama Tantemu ini mahal-mahal bayarin kuliah."
Cantika sangat paham situasinya, dan dia sudah berusaha bertahan selama empat tahun untuk bidang yang tidak dikuasainya. Sejak awal Cantika sudah memohon untuk masuk jurusan lain. Tidak kuliah pun dia rela. Meski mahir menggambar, bukan berarti arsitektur sesuai dengan kapasitas kemampuannya.
Cantika tidak pandai dalam belajar, sedangkan menjadi arsitek bukan hanya soal menggambar rumah dan gedung. Tetapi om dan tantenya bersikeras memasukannya ke jurusan arsitek yang katanya membawa kebanggaan tersendiri pada keluarga. Pada akhirnya semua bukan demi dirinya, cuma demi memenuhi gengsi mereka.
"Cantika ngulang lagi? Ya ampunnn. Waktu itu bukannya pernah ambil Semester Pendek juga? Kamu kuliahnya ngapain aja sih? Main sosmed doang ya?" Kali ini Tante Fira ikut bercicit. "Levi sama Fiola aja nggak ada yang ngulang."
(Semester Pendek: mengulang mata kuliah tertentu saat libur kuliah dengan biaya tambahan di luar iuran semester)
Di sana bukan hanya ada saudara mamanya, tapi juga para ipar dan kerabat mereka. Lagi-lagi Cantika hanya bisa diam menahan saat dirinya dibanding-bandingkan di tengah keluarga besar. Bahkan mamanya yang menyaksikan diam tanpa membela.
Dari seberang mejanya, Tante Grace tampak membisikkan sesuatu pada Byana, putri bungsunya. Gadis kecil itu tiba-tiba turun dari bangkunya, berlari memutari meja dan menghampiri tempat duduk Cantika.
"Kak Can," panggil Byana, sambil menarik-narik pelan lengan blus yang dikenakannya. "temanin Byan ambil makanan."
Pembahasan tidak menyenangkan tentang dirinya pun terinterupsi karena gadis kecil itu. Dalam hati Cantika amat bersyukur. Setidaknya dia masih punya Tante Grace yang berada di pihaknya.
***
Membosankan, satu kata yang dapat mewakili suasana hatinya saat ini. Niatnya semula hanya pulang sebentar untuk mengambil beberapa barang yang tertinggal di rumah orang tuanya, tapi mendadak ditarik paksa ke acara arisan kaum ibu-ibu sosialita tanpa tahu Viona ada di sini. Pasti ibunya yang merencanakan semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]
Romance"Orang macam apa yang minum kopi kayak gini? Hot coffee bukan, iced coffee juga bukan." "Oh, I prefer hot lady dibanding hot coffee." Sejak awal, pertemuan Cantika dan Ben bagai bencana. Sekuat tenaga Cantika berusaha menghindari pria yang berbahaya...