Siapa yang nungguin Ben??Angkat jempolll ... 👍🏻👍🏻👍🏻
===
"Gue nggak bisa Mik, hari itu. Kenapa lo nggak bawa gebetan lo aja?" Suara Olin sudah terdengar waktu Cantika membuka pintu ruang kantor wanita itu.
"Kalo ada yang bisa diajak, gue nggak bakal ngajak lo."
Menyadari kehadiran Cantika, Olin sempat melirik sebentar sebelum tatapannya kembali mengarah pada Miko. "Eh, sama Cantika aja gimana?"
"Huh? Kenapa sama gue?"
"Miko dapat undangan pesta pernikahan, tapi berasa ngenes gitu kalo dateng sendirian. Dia minta gue jadi partnernya, tapi gue nggak bisa. Barangkali lo bisa jadi partner Miko." Panjang lebar Olin menjelaskan, menggantikan Miko.
Cantika menarik bangku dan duduk menyerong menatap lelaki yang hari ini pun tampan seperti biasanya. "Kapan, Mik?" Dia selalu betah melihat wajah kinclong Miko, dengan mata sipit dan perawakannya yang macho. Ada tahi lalat di dekat bibir yang membuat lelaki itu tampak lebih manis lagi.
"Lusa. Nggak pa-pa kalau nggak ada yang bisa. Paling gue datang setor muka dan setor angpao, terus pulang."
"Aku nggak ada acara, kok," jawab Cantika antusias. "Di mana?"
"Hotel Angel Forest," sahut Miko.
"Wow, Angel Forest by Remiran? Yang ada tamannya luas banget kayak hutan? Yang kolam renangnya cantik ituu. Temen kamu yang nikah, Mik?" Cantika pernah lihat ulasan mengenai hotel tersebut dari postingan beberapa influencer di media sosial. Pemandangan sekitarnya hijau dan asri, seperti hotel di tengah hutan, padahal letaknya di tengah kota. Interior kamar dan kamar mandinya juga bagus. Apalagi pemandangan luar jendela, betul-betul seperti gambar estetik di Pinterest; jendela kaca yang besar dengan pemandangan gedung-gedung pencakar langit di ibu kota sebagai latar.
"Iya, yang itu." Miko menjawabnya sambil mengangguk. "Pasien aku yang nikah. Sebetulnya ada dokter lain yang diundang. Tapi dia ada acara di tempat lain hari itu. Nggak enak kalau kami berdua nggak ada yang datang, jadi aku harus ke sana, deh. Kamu bisa ikut lusa nanti?"
"Ya udah, aku aja yang temanin kamu. Hitung-hitung balasan kemarin, udah dikasih ngungsi di rumah kamu."
"Oke, udah clear ya, jadinya Cantika yang temenin lo." Olin menangkup kedua telapak tangannya lega. Kalau saja dia tidak ada janji dengan 'orang itu', mungkin dia akan menemani Miko dengan senang hati.
Sebenarnya hari ini Cantika datang ke studio karena ingin konsultasi dengan Olin. Tapi karena Miko sudah ada di sana lebih dulu, terpaksa dia menunda curhatnya lain waktu.
Kendati Cantika orang yang sering bicara gamblang, dia masih punya malu. Masa iya, Cantika membahas pengalaman making out-nya di depan Miko? Biar bagaimanapun, Miko masih bersosok laki-laki.
Banyak hal yang ingin ditanyakan Cantika pada Olin. Terutama pengalaman Olin bercinta dengan pria dan cara menangani keadaan agar bisa tetap aman terkendali. Tapi sudahlah, dia bisa bertanya lain waktu.
Ketiganya kemudian mengobrol, membahas acara lusa, pakaian yang mau dikenakan nanti, dan beberapa hal remeh lainnya. Sesekali Olin juga mengeluarkan candaan mesum khasnya seperti biasa. Sore itu mereka memilih pesan antar makanan dan makan malam di studio sambil mengobrol.
Waktu Cantika dan Olin sedang mengambil minum, tiba-tiba Miko setengah berteriak memanggilnya, "Can, HP kamu getar terus, tuh. Ada telepon dari ... Ben namanya."
Detik itu juga, Olin menoleh cepat pada Cantika. Matanya berkilat penuh selidik, bibirnya menyunggingkan senyum nakal.
"Ben?" tanya Olin dengan nada menggoda. "Cowok yang katanya nggak mau lo temuin itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]
Romansa"Orang macam apa yang minum kopi kayak gini? Hot coffee bukan, iced coffee juga bukan." "Oh, I prefer hot lady dibanding hot coffee." Sejak awal, pertemuan Cantika dan Ben bagai bencana. Sekuat tenaga Cantika berusaha menghindari pria yang berbahaya...