52| BMW Biru

64 3 0
                                    

Tahukah kalian?

Cerita ini sudah memasuki lebih dari separuh jalan.

Sebentar lagi kalian akan memasuki puncak konflik.

Get ready!!

Get ready!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===

"Udah makan?"

Cantika yang sedang duduk menonton televisi menoleh ke asal suara. Ke tempat Miko menghempaskan diri di sofa sebelahnya. Ia menatap Miko yang tersenyum. Begitu saja, sampai menyadari ia sudah mendorong diri bersandar pada Miko.

"Aku baru pulang, belum mandi." Bahkan Cantika bisa merasakan senyum pada genangan suara Miko.

"Kamu nggak keringatan, kok," sahutnya masih bersandar.

Cantika telah berjanji pada diri sendiri, untuk berperan sebagai istri yang baik. Belajar menyukai Miko mulai sekarang, dan tidak mengecewakan lelaki itu. Keintimanlah, cara tercepat yang dipilihnya untuk mengubah hati. Tapi seberapa dekat pun, sebanyak apa pun berciuman, mereka belum memakai kamar yang sama. Dibilang teman tapi mesra, tapi sudah menikah. Sehingga sulit mendefinisikan hubungan mereka.

Tapi ketika satu pertanyaan yang mengarah pada sejuta maksud dan punya ribuan jawaban tertuju padanya, Cantika membeku.

"Gimana hari pertama internship?" Miko membelainya, lembut dan tenang. Berbanding terbalik dengan ketegangan yang dirasakannya sekarang.

"Hari yang sial! Aku ketemu Ben di sana. Sepanjang hari dia pelototin aku kayak abis ngerusak mobil kesayangannya itu. Aku diajak survey ke lokasi proyek sama seniorku, tapi dia malah merintah aku tetap di kantor. Aku pikir dia ngerencanain sesuatu atau semacamnya, tapi waktu aku di kantor sampai jam pulang, dia nggak ngomong apa-apa! Dia nggak nyamperin aku atau konfrontasi aku kayak biasa. Dia nggak ada. Malahan yang aku denger, dia keluar kantor lebih awal! Apa coba maksudnya larang aku ikut pergi? Seharian ini aku gelisah sendiri cuma gara-gara dia!"

Seharusnya, Cantika bilang begitu. Seharusnya selama beberapa detik terdiam, bisa diisi dengan ocehan panjang lebar itu. Sayangnya, Cantika tidak bisa sembarangan menumpahkan keluhannya. Tidak semudah itu. Ia memutuskan agar apa yang ada dalam pikirannya tetap terjaga dan mengatakan hal lain. "Good. Kantornya bagus, suasananya enak, kakak-kakak arsitek di sana baik."

Cantika sedang memainkan peran menjadi istri yang baik, benar.

Cantika sedang berusaha menyukai Miko, benar.

Cantika berjanji pada diri sendiri tidak mengecewakan Miko, benar.

Namun entah mengapa, ada bagian dalam dirinya yang tidak ingin Miko tahu. Tentang Ben khususnya. Kenyataan bahwa ia sekantor dengan, bukan hanya satu, tapi dua mantan pacarnya. Dari semua perempuan, mungkin dia salah satu peran antagonisnya. Dari sekian istri, mungkin dia yang terburuk.

FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang