===
Dia ingin makan. Sungguh. Cantika tidak sedang berdiet. Namun setiap kali makanan tersedia di depan mata, dia jadi tak berselera. Rasa frustrasi benar-benar memengaruhi kondisi tubuhnya. Apakah ini efek asam lambung?
"Selamat datang, Kak. Mau cari apa?" sapa si penjaga apotek yang kira-kira berusia akhir dua puluhan.
"Umm ... apa, ya?" Cantika sendiri bingung. Apa orang seumurannya masih perlu Curcuma plus untuk meningkatkan nafsu makan? "Obat cacing deh, Mbak."
"Mau yang merek apa?" tanya si penjaga masih dengan senyum ramah.
"Terserah deh, Mbak. Pilihin aja, biar nafsu makan dan nggak kembung mual."
"Untuk anak-anak atau dewasa?"
Duh, mbaknya banyak nanya banget sih daritadi! Keluarin semua aja, sih! Cantika mengeluh dalam hati. Mulai tak sabar. Tapi menjawab juga, "Dewasa."
Penjaga apotek itu melangkah ke etalase satunya, mengambil selembar obat. Tapi tidak langsung memberikan pada Cantika. Malah menatapnya dan bertanya, "Kembung aja atau lemas juga?" Mungkin karena wajah kusut Cantika.
"Iya, itu juga. Apa perlu obat masuk angin? Atau vitamin? Keluarin semua, deh."
"Datang bulan teratur, Kak?"
"Iya." Kenapa sekarang nanya-nanya datang bulan?
"Mau test pack-nya sekalian?"
Cantika tersentak dan langsung berjengit. "Test ... pack?" Buat apa juga memakai alat itu? Tentu saja apa yang dipikirkan penjaga apotek tak mungkin terjadi karena Ben selalu menggunakan pengaman. "Nggak usah."
***
"Nggak habis? Padahal kamu yang minta itu."
"Ya gimana dong? Nggak pengin. Pas datang ternyata nggak suka."
Ben hanya bisa menggeleng pelan. "Kamu baru makan sesuap, loh." Banyak kata 'tidak' terselip pada setiap kalimat Cantika. Sepertinya belakangan ini kata 'tidak' menjadi kata favorit perempuan itu.
"Kamu segitu kepikirannya pisah dari dia?"
Perempuan cantik itu melirik tajam ke arah Ben. "He is my best friend. Terus, kami belum pisah, masih tinggal bareng."
"Oh ... perlu banget ya, kamu tegasin ke aku tinggal serumah sama lelaki lain?"
"Apaan, sih?! Sensi banget! Emang kenyataan mau diapain? Kalo udah pisah, ya aku bilang pisah. Kalo nggak, ya nggak! Kamu nggak perngertian banget."
Kenapa jadi Cantika yang sewot? Harusnya, Ben yang kesal karena ada pria lain tinggal seatap dengan wanitanya. Ben sampai tidak bisa berkata-kata saking ciutnya mendengar omelan Cantika. Ben tahu kalau di usianya, Cantika masih dalam masa sensitif dan meledak-ledak. Tetapi belakangan, perempuan itu jadi supersensitif!
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]
Roman d'amour"Orang macam apa yang minum kopi kayak gini? Hot coffee bukan, iced coffee juga bukan." "Oh, I prefer hot lady dibanding hot coffee." Sejak awal, pertemuan Cantika dan Ben bagai bencana. Sekuat tenaga Cantika berusaha menghindari pria yang berbahaya...