BONUS HARI MINGGU HARUSNYA YANG HEPI-HEPI.
Tapi kebetulan part ini tidak happy.
⚠️ WARNING!!
Karena part ini mengandung adegan mengerikan yang bisa memicu atau menimbulkan trauma, aku saranin kalian baca bagian ini dalam keadaan mental yang stabil.
Pokoknya bukan untuk ditiru yaa! ><
===
Delapan tahun lalu.
"Yang diberita itu papanya Kiara, kan?"
"Jangan deket-deket, dia anak koruptur!"
Tahan.
"Hati-hati, nanti uang kamu diambil sama dia. Katanya sifat itu turun temurun."
Sabar.
"Enggak malu ya, masih masuk sekolah. Pasti barang-barang mahal yang dia pake hasil korupsi."
Tahan.
Beragam hinaan dan kekerasan verbal terus diterima Cantika di sekolah. Tatapan tajam dan sinis tak ayal mengikuti ke manapun dia melangkah. Sekolah tidak lagi menjadi tempat yang tenang untuknya belajar. Bahkan guru-guru juga mulai mendiskriminasinya.
Sejak ayahnya di penjara sebulan yang lalu, rumah dan seluruh harta mereka disita. Cantika dan ibunya terpaksa harus pindah ke tempat yang jauh lebih sederhana.
Bagi seorang anak perempuan berusia tiga belas tahun, terlalu berat untuk menanggung segalanya. Mulai dari cemooh tetangga, perlakuan buruk teman-temannya, serta para keluarga angkat tangan menjauhi mereka. Tidak mau terlibat, begitu katanya. Ibunya yang semula tenang pun mulai kesulitan mengendalikan amarah. Terus menyalahkan ayahnya dan mengeluh. Setiap pulang ke rumah, Cantika juga terkena imbas omelan itu.
Biar bagaimanapun, Cantika tidak membenci ayahnya. Dia masih tidak percaya tuduhan korupsi besar-besaran itu dilakukan ayahnya. Orang dewasa yang di matanya paling jujur dan penuh kasih, selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan dan moral pada Cantika. Mana mungkin ayahnya berbuat licik begitu? Cantika yakin ada kekeliruan. Ayahnya pasti sebentar lagi akan dibebaskan.
Ya. Pasti.
"Bisa jadi uang SPP-nya juga hasil korup."
Sabar.
"Udahlah jangan ngomong lagi sama dia. Nanti dikiranya bokap gue juga korupsi."
"Amit-amit, ih!"
"Nyesel gue, pernah main sama anak penjahat cuma karena dia cantik."
Kaki Cantika berhenti melangkah dan menoleh. Bola matanya bergetar. "Aku bukan anak penjahat!"
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]
Romantizm"Orang macam apa yang minum kopi kayak gini? Hot coffee bukan, iced coffee juga bukan." "Oh, I prefer hot lady dibanding hot coffee." Sejak awal, pertemuan Cantika dan Ben bagai bencana. Sekuat tenaga Cantika berusaha menghindari pria yang berbahaya...