27| Cuma 'Teman'

230 8 0
                                    

Haiiii ....

Yang malem minggu nggak ke mana-mana, sini Cantika temenin.

Jangan lupa pencet bintang tapi!!

===

"Dok," seorang wanita berseragam perawat membuka pintu setelah mengetuknya sekali. Tersenyum semringah sambil melanjutkan, "Ada pacarnya datang."

"Pacar?" Miko mengangkat kepala dari catatan pasien di mejanya dengan kening berkerut.

Siapa pacar yang dimaksud? Pikir Miko.

Ekspresi Miko masih menunjukkan kebingungan sebelum sebuah suara melengking terdengar, disusul sosok perempuan yang dikenalnya. "Haiii, Mik!"

"Oh, hei." Sambil tersenyum tipis, Miko bertanya, "Sini, masuk. Ada apa, Can?" Lalu mengangguk pada perawat, tanda bahwa Miko meminta ruang privasi dengan tamunya.

Cantika membawa sekantong besar sesuatu yang belum Miko ketahui isinya, melangkah masuk setelah menutup pintu ruangan. Diletakkannya kantong plastik itu di meja Miko sambil menyunggingkan senyum cerah.

"Buat kamu, Mik."

"Buat aku?" Sebelah alis Miko terangkat.

Cantika mengangguk mantap, senyumnya belum pudar dari wajah. "Ucapan terima kasih karena udah rekomendasiin aku untuk job salon, izinin aku numpang di apartemen kamu, sama ..." Dia menggigit bibirnya sejenak sebelum melanjutkan, "temenin aku nangis kemarin."

"Ya ampun, kamu nggak perlu repot. Duduk, Can. Thank you, udah mampir ke sini."

"Aku yang makasih, udah banyak repotin kamu." Sambil duduk, Cantika memandangi Miko dalam balutan kemeja dan sneli. Pria itu tampak jauh lebih tampan dan keren dengan snelinya.

"Kenapa?" tanya Miko yang merasa dipandangi.

Dengan salah tingkah, namun jujur, Cantika menjawab, "E-eh ... kamu ganteng, Mik, pakai itu." Menunjuk Miko dalam balutan kemeja berlapis sneli. "Biasanya juga ganteng, tapi jadi lebih ganteng dan ... gagah aja. Kayak di novel-novel. Hehe ..." Perempuan itu menyuarakan tawanya dalam suku kata.

Sebagai teman, Miko sudah tahu mengenai sifat Cantika yang satu ini, yang suka tiba-tiba memuji. Namun entah kenapa, kali ini Miko merasa tersanjung dan terkekeh. "Kamu kebanyakan ngehalu, Can."

"Tadinya aku takut kamu lagi urus pasien pas aku dateng, tapi kamu lagi kosong, ya?"

"Nanti ..." Miko melirik jam di pergelangan tangannya. "lima belas menit lagi aku naik, ada pasien PRP," imbuh Miko.

Cantika membulatkan mulut, ber-oh ria sebelum lalu memanggil. "Mik ...."

"Ya?"

"Kamu yakin, nggak suka cewek?"

Miko diam, menatap mata Cantika lurus-lurus dengan pandangan yang sulit diartikan. Sehingga Cantika kembali berkata, "Sorry, maksud aku ... kamu beneran sama sekali nggak ada niatan buat coba pacaran sama perempuan?"

"Kenapa kamu nanya begitu?"

"Yah, siapa tau aja kamu mau mengisi kekosongan aku."

***

"Makasih ya, Dok."

"Makasih, Dokter Miko."

Para perawat di klinik kecantikan tersohor itu berterima kasih saat Miko membagikan kue pai buah yang dibawakan Cantika tadi. Gadis itu memang sudah berpesan, agar Miko membagikan kuenya pada rekan-rekan kerjanya. Salah satu sifat baik Cantika, selalu memikirkan orang lain.

FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang