Akhirnya jadi juga banner FR guysss ...
Gimana menurut kaliann?
Oke gaa?
Ok lah yaa, wkwkwk ...
===
"Astaga! Ngapain kamu di sini lagi?!" Hampir saja Cantika terjungkang jatuh dari tangga, kalau Ben tidak menahan punggungnya. Di saat yang bersamaan, orang itulah yang menjadi penyebabnya nyaris terjatuh.
"Kamar Byan bocor, remember?" ujar Ben tersenyum, masih sambil menahan tubuh Cantika. Berada dalam jarak sedekat itu membangkitkan beberapa indranya. Apalagi saat aroma manis yang lembut dari rambut Cantika berhasil menggoda indra penciuman Ben.
"Oh ...."
"Kamu dari mana?" tanya Ben memerhatikan Cantika berpakaian santai. Kaus putih polos dan rok jins warna salem pendek di atas lutut.
"Antar anak-anak les." Keduanya sempat hanyut dalam pikiran masing-masing barang beberapa detik. Hingga Cantika menyadari posisi mereka belum berubah. "Permisi, aku mau lewat."
Tetapi Ben belum juga melepaskannya. Memerhatikan Cantika dengan pandangan yang sulit diartikan.
"Lepasin, dong."
Cantika kira, Ben hendak pergi ketika mereka berpapasan di tangga. Tetapi lelaki itu malah kembali naik. Dan sekarang mengikuti di belakangnnya.
"Kenapa ngikutin?" Kepala Cantika menoleh sekilas. Kakinya mempercepat langkah. "Bukannya tadi kamu mau turun?"
"Yah, cuma mau jalan-jalan aja."
"Kalo mau jalan-jalan, ke lantai atas. Di sini kamar semua, nggak ada apa-apa."
Ben terkekeh. Tawa singkatnya semerdu semilir angin sore. "I know. Aku masih ingat denah rumah ini."
Benar juga. Lelaki yang sekarang menyejajarkan langkah dengannya ini adalah sang arsitek. Meski sudah banyak rumah yang dibangunnya, pasti Ben belum melupakan tata ruang rumah Tante Grace.
Tanpa terasa, mereka sudah mencapai pintu kamar Cantika. "Selamat berkeliling kalo gitu."
Cantika baru masuk saat tangan Ben menahan pintu kamarnya. "Wait."
"Kenap—" Kalimat Cantika terputus. Sebagai gantinya, dia buru-buru menarik cepat Ben masuk ke kamar.
Melihat reaksi Cantika yang membelalak kaget seperti baru saja melihat hantu, Ben yakin ada sesuatu di luar sana. Tak lama kemudian, penyebab gadis itu bertingkah aneh pun terjawab.
"Nur, Cantika udah balik belum ya?" Suara yang sama-sama mereka kenal terdengar dari luar kamar.
"Sudah, Bu."
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]
Romantik"Orang macam apa yang minum kopi kayak gini? Hot coffee bukan, iced coffee juga bukan." "Oh, I prefer hot lady dibanding hot coffee." Sejak awal, pertemuan Cantika dan Ben bagai bencana. Sekuat tenaga Cantika berusaha menghindari pria yang berbahaya...