Jadi bener ya feeling Ben, dia pernah ketemu Cantika sebelumnya.Rahasia Cantika bakal terungkap di part kali ini.
Mungkin Viona bakal jadi tokoh yang kalian hujat.
Bagian mana yang bikin kalian emosi dan gregetan? Coba komennnn.
===
Cantika sudah berciuman dengan Ben. Mereka juga sudah tidur bersama dua kali. Mereka melakukan banyak hal lain lebih dari itu. Lantas, kenapa mengucap kata suka saja bisa jauh lebih menegangkan dan menguras energi? Bukankah mereka memang kekasih?Setelah ia mengaku dengan mulutnya sendiri, semua hal yang pernah dilakukannya dengan Ben kini membuat kerja jantungnya seratus kali lipat lebih cepat saat terulang. Kalau saja Cantika bisa melepas jantungnya sebentar, mungkin dia akan melakukannya agar dentuman itu tidak terlalu mengusik.
"Aku ... suka kamu."
Cantika menarik selimut menutupi wajahnya saat teringat mengucapkan kalimat itu semalam. Dia meringis tanpa suara. Menggigiti bibirnya gemas.
Apanya yang bisa putus kapan saja? Apanya yang mudah? Kalau begini, dia akan sulit lepas dari lelaki itu. Ben bisa saja menyakitinya, dan ia harus siap menanggung konsekuensi berpacaran dengan pria yang jauh lebih tua darinya.
Dengan gerakan pelan, Cantika menurunkan selimut yang menutupi mukanya, menoleh ke belakang. Ada pria yang dicintainya, tertidur memeluknya.
Lagi-lagi Cantika melakukannya, bercinta dengan Ben semalam suntuk.
Setelah mendengar pengakuan darinya, Ben langsung menggendongnya ke kamar. Seakan kalimat itu seperti tombol power yang membangkitkan gairah lelakinya. Mereka tak membahas hal lain lagi semalam, termasuk Viona. Yang mereka lakukan hanya menyentuh dan mendamba satu sama lain. Cantika menunduk menatap banyak bercak merah di tubuhnya, lalu teringat Olin.
Digigit nyamuk.
Cantika mendengkus. Betapa bodoh dia waktu itu. Baru memahami definisi digigit nyamuk versi Olin. Dia hendak mengubah posisi, menggerakkan kakinya ketika merasa sakit pada pangkal paha dan linu menyerang sendi-sendinya.
Tubuhnya belum terbiasa dengan ini. Ben benar-benar menggempurnya semalam. Namun, Cantika tidak menolak karena merasakan hasrat yang sama, larut dalam gejolak petualangan gairah mereka. Cantika menyukainya. Semua gerakan lembut yang berubah menggebu-gebu.
Gagasan itu refleks membuatnya kembali tersipu.
Gila!
Sejak kapan dia jadi tidak rasional begini?
Wajah Cantika semakin memerah ketika melihat sisa-sisa permainan mereka berserakan di karpet sekliling tempat tidur. Berapa banyak kondom yang mereka gunakan semalam? Rasanya kali ini mereka kelewat liar dan bernafsu. Ben tak segan-segan mengoyak dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]
Storie d'amore"Orang macam apa yang minum kopi kayak gini? Hot coffee bukan, iced coffee juga bukan." "Oh, I prefer hot lady dibanding hot coffee." Sejak awal, pertemuan Cantika dan Ben bagai bencana. Sekuat tenaga Cantika berusaha menghindari pria yang berbahaya...