12| Olahraga Pagi

185 11 0
                                    

PART INI CUMA DIRAPIIN PARAGRAFNYA.

Gak perlu baca ulang, yess.

====


Cantika memilah baju-baju bekas dan perlengkapan bekas lain yang diberikan oleh tantenya setelah pulang dari rumah Miko. Beberapa kena luntur, jahitan lepas, robek, atau ada noda. Dia memisahkan baju, tas, sepatu yang sekiranya masih bisa ia perbaiki atau bersihkan.

Ada juga beberapa yang masih bagus. Sepertinya karena sudah tidak muat lagi. Dibandingkan saudara-saudara dan tantenya, Cantika memiliki tubuh yang lebih kurus dan ramping, mungkin turun-menurun dari keluarga ayahnya. Namun di bagian tertentu, dia cukup padat dan berisi. Seperti dada dan bokong, misalnya.

Makanya kedua objek itu sering kali menjadi pusat perhatian buaya-buaya kelaparan. Tak jarang dia menerima tatapan-tatapan yang terasa seperti ingin menelanjanginya.

Dulu Cantika sempat merasa tidak nyaman dan risi. Tapi lama-kelamaan dia tidak peduli lagi. Dia hanya perlu mengabaikan orang-orang seperti itu, sesuai anjuran Olin. Sahabatnya selalu bilang, perempuan yang punya tubuh molek adalah anugerah. Sheril juga setuju dengan apa yang dikatakan Olin. Jadi, jangan disia-siakan dan rawat dengan baik.

Bicara soal Olin, pagi ini perempuan itu baru mengirimkan pesan meminta maaf karena tidak mengangkat telepon darinya. Katanya dia sedang tidak enak badan kemarin.

Jika boleh memilih, sebenarnya Cantika tidak ingin pulang ke rumah. Berhubung pada jam-jam ini Arita sedang bekerja, Cantika bisa masuk rumah dengan aman tanpa mendengar omelan. Terima kasih kepada Miko yang mengantarnya separuh jalan sebelum bekerja, sehingga Cantika bisa menghemat ongkos.

Selesai menemukan harta karun dalam tumpukan sampah, Cantika mengeluarkan persenjataan dari laci nakasnya. Jarum dan benang. Tisu dan minyak kayu putih.

Sampah.

Agak kasar, tapi begitulah kenyataannya. Semua yang ada dalam kantong itu adalah barang-barang yang sudah tidak diinginkan. Meski bermerek sekali pun, barang bekas tetaplah barang bekas. Tidak bisa berubah menjadi baru.

Pertama-tama, Cantika melakukan hal yang mudah terlebih dulu. Mengelap tas dan sepatu yang berbahan sintetis atau kulit. Jika dirasa nodanya tidak dapat bersih, maka dia memisahkannya lagi untuk dicuci nanti.

Berikutnya Cantika menjahit pakaian-pakaian yang jahitannya lepas dengan cekatan. Kadang dia juga melakukan modifikasi seperti memotong lengan baju, menggunting celana panjang, atau mengubah celana menjadi rok. Semua demi berhemat namun tetap tampil stylish.

Setelah menyelesaikan semuanya, Cantika merebahkan diri di ranjang kecil yang tidak seempuk dan senyaman ranjang di rumah Tante Grace. Meregangkan kaki dan tangannya sejenak. Gadis itu meringis pelan saat punggung dan lengan belakangnya yang memar membentur permukaan kasur.

Semalam Cantika benar-benar dipukuli oleh mamanya. Hukuman seperti itu tidak jarang diterima ketika dia melakukan kesalahan. Terkadang dia merindukan kehadiran papanya. Cantika rindu saat mamanya tidak seimpulsif ini.

Dulu, keluarga mereka lebih rukun. Hanya saat-saat terakhir sebelum kematian papanya, semua jadi berubah. Karena satu kesalahan papanya, sifat mama berubah.

Cantika tidak menyalahkan Papa, sungguh. Dibanding marah, Cantika lebih merasa sedih atas keputusan yang diambil ayahnya.

Helaan napas berat lolos dari mulutnya akibat lelah karena aktivitas dan memori masa lalunya. Kemudian ketika menolehkan kepala, matanya menangkap gulungan kabel putih tipis di atas rak kecil sebelah ranjang.

Earphone-nya.

Kemarin saat Ben memintanya menunggu, rupanya karena lelaki itu ingin memberikan earphone-nya yang tertinggal di mobil lelaki itu pada pertemuan pertama mereka yang absurd. Ben juga mengiriminya pesan semalam, bertanya apakah Cantika sudah tiba di rumah. Tetapi Cantika baru membalasnya setelah dia berada di apartemen Miko.

FORBIDDEN ROMANCE [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang