Candy - 056

879 109 6
                                    

Vote Wajib. ✨
Komen. 💬
Spam next.
Tandai Typo.

Seluruh murid pada menghabiskan waktu mereka di berbagai tempat, seperti; di kantin, rooftop, taman, perpustakaan, atau belakang sekolah.

Jam istirahat yang menurut mereka singkat ini membuat mereka ber-seleran berbagai tempat, Apalagi setelah menyelesaikan ujian hari kedua.

Gadis dengan surai coklat berjalan keluar dari toilet setelah menyelesaikan urusan alam nya, Berpapasan dengan Thiaga yang juga keluar dari toilet sebelah nya.

Mata mereka bertemu menatap satu sama lain tanpa ada yang mengalihkan pandangan duluan, Sampai beberapa menit Candy lah yang bersuara melihat darah kental keluar dari hidung pemuda itu.

"Thiaga, Lo mimisan!" Kaget nya menunjuk rendah hidung Thiaga.

Thiaga dengan santai menyeka darah dari hidung nya melirik sebentar Candy lalu berniat pergi.

"Tck berisik" Desis Thiaga menunjukan ekspresi bengis.

Buru-buru Candy menahan tangan pemuda itu dan di tepis kasar oleh si empu bahkan ia menatap Candy seperti merendahkan, tentu nya tangan nya menahan darah yang terus keluar dari hidung nya.

"Ini" Candy memberikan sapu tangan ke tangan kiri Thiaga, "Pakai ini untuk hentikan mimisan Lo".

Setelah itu Candy meninggalkan Thiaga yang terdiam dengan sapu tangan milik gadis itu di tangan nya.

Thiaga menatap sapu tangan berwarna putih dengan ukiran mawar biru di sudut dengan sorot tak terbaca, sedetik kemudian ia menggenggam sapu tangan itu dengan erat.

•••

Kenapa thiaga natap gue gitu banget ya? apa gue punya salah sama dia? Seingat gue kayaknya gak ada, malahan tu bocah yang terus cari masalah sama gue. Tapi kenapa reaksi dia begitu?? __ Batin Candy kepikiran bahkan ia melamun.

"Beby" Candy tersadar dari pikiran nya menatap linglung Arin yang menepuk bahu nya, "Kenapa?" Tanya Arin dengan ekspresi khawatir.

"Aku? Aku kenapa?" Candy bingung juga terlihat kikuk.

"Dari tadi kamu cuma aduk-aduk makanan kamu doang tanpa di makan, ekspresi kamu juga terlihat murung. Kamu baik-baik aja kan?" Ucap Venus menatap Candy seperti biasa, Memelas.

Ah gue gak sadar kalau ekspresi gue begitu cuma gara-gara kepikiran thiaga doang. __ Batin Candy tersenyum tipis, "Gue gapapa, hanya memikirkan ujian besok aja".

"Beby.. "

"Aku serius baik-baik aja rin. jangan khawatir" Potong Candy tersenyum manis.

Krek.

Mars menatap Sebastian yang terlihat marah tanpa sebab. Sendok di genggaman pemuda itu seperti patah terdengar dari suara nya.

Sudut bibir Mars tertarik samar ia tau arah pandang Sebastian, ia terlihat marah hanya gara-gara interaksi kedua sejoli itu. Rasanya Mars ingin tertawa mengejek sambil mengatakan ’Lo gak berhak cemburu, karna kalian gak punya hubungan apapun’ Begitu.

Tapi gak mungkin kan! Nanti image nya yang selalu terlihat dingin & keren bisa hancur! Jadi sebisa mungkin ia sedang menahan tawanya.

Candy & Arin emang memilih bergabung dengan inti Omorfos, itu karna Bumi yang meminta untuk nya bergabung di meja mereka.

"Waah—Kalian pada ngumpul Ya!" Ekspresi inti Omorfos berubah datar atas kedatangan atensi hantu.

Candy melihat Salma yang tanpa kata memilih duduk di sebelah Venus bahkan dengan ekspresi ceria nya gadis itu mencoel pipi Venus.

Tentu saja langsung mendapatkan tatapan tajam dari Venus tapi sayangnya Salma terlihat tak takut ia malah tersenyum manis seolah tak bersalah.

"Oh ngomong-ngomong... dimana thiaga? kenapa gue gak lihat dia sama kalian seperti biasa nya?" Tanya Salma kepalanya celinguk'kan mencari atensi pemuda bersurai drak blue tsb.

"Gak tau" Venus merespon hanya untuk menghargai bukan mau akrab.

"Iiihhh kok gak tau sih~" Gaya Salma yang melenje seperti itu malah membuat mereka semangkin mendatar kan wajah nya.

Apa karna ada gue, thiaga jadi gak mau gabung. __ Batin Candy merasa bersalah padahal ia gak tau apa kesalahan nya.

•••

Ruang kesehatan terlihat sunyi—Hanya ada dua orang di dalam sana selain docter ada Thiaga juga, berbaring terlentang menatap langit-langit uks kosong.

Docter berjenis kelamin laki-laki itu melirik Thiaga yang hanya diam seakan tak memiliki semangat hidup.

Docter menutup buku setelah selesai menulis, "Kau harus di oprasi thiaga". Ujar docter tsb melepas kaca matanya.

Thiaga bergeming bahkan melirik juga nggak. Ia masih setia menatap langit-langit uks, melihat respon Thiaga docter menghela nafas berat.

"Terserah kau saja. aku hanya mengingatkan agar kau segera di oprasi, Jika tidak nyawa-mu taruhan nya" Docter itu pergi meninggal Thiaga sendirian di uks.

Seakan perkataan docter tadi tidak masuk ke pendengaran nya Thiaga malah memikirkan kejadian kemarin, Ia tidak sengaja melihat dua insan berciuman.

Thiaga lihat sendiri karna kebetulan ia juga berada di pantai yang sama dengan pantai yang di datangi Sebastian & Candy.

Niat hati untuk melihat matahari terbenam matanya malah tak sengaja melihat Sebastian & Candy yang berciuman.

Kedua insan itu tak melihat nya mungkin karna terlalu hanyut dalam kebersamaan mereka. Tanpa mau menghampiri Thiaga pergi begitu saja dari sana.

Thiaga menutup mata merasakan sakit di area kepala dan beberapa detik kemudian darah kental keluar kembali dari hidung nya.

••Next Chapter••

Planet - Candy And The Boy's Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang