TSK-03

112K 6.1K 10
                                    

Liona menyelesaikan pekerjaan rumahnya dengan cepat sebelum bergegas ke kamar untuk bersiap-siap ke sekolah. Dia memasukkan bekal yang tadi dibuat ke dalam tas, lalu pergi ke kamar mandi. Hari ini, dia berniat menikmati waktu di sekolah—sesuatu yang dulunya menjadi salah satu hal terburuk baginya selain berada di lingkungan keluarganya.

***

"Makasih, Pak." Liona mengulurkan selembar uang kepada supir taksi setelah tiba di depan gerbang sekolah.

"Teh, ini kelebihan," ucap sang supir sambil menyerahkan uang kembalian.

"Ambil aja, Pak. Buat beli kopi," balas Liona ringan.

"Makasih, yah."

Setelah itu, gadis itu berjalan santai menuju gerbang sekolah, mengabaikan tatapan sinis dari beberapa orang yang tidak menyukainya. Selama mereka tidak mengganggu, dia tidak peduli.

"Tunggu, Liona!" terdengar suara memanggil dari arah parkiran.

Liona menoleh dan melihat Arka, kakaknya, berjalan cepat ke arahnya. Dia mengangkat satu alis, menunggu kakaknya bicara.

Sejujurnya, di masa lalu, Liona merasa ibu dan ketiga kakaknya tidak pernah benar-benar membelanya dalam keluarga. Itu sebabnya dia masih menyimpan sedikit kebencian terhadap mereka.

"Siapa yang kunciin lo di toilet kemarin?" tanya Arka langsung, wajahnya serius.

Liona mendesah, lalu menjawab, "Kenapa emangnya, Bang?"

"Lo nggak apa-apa kan?" tanya Arka lagi, jelas terlihat khawatir.

"Seperti yang lo lihat." Liona menjawab dingin.

Arka terdiam mendengar respons dingin dari adiknya. Tak seperti biasanya. Dia maju, lalu menempelkan tangan ke kening Liona. "Lo nggak demam kan?"

Liona melirik sekeliling, memperhatikan beberapa orang mulai memperhatikan mereka. Dia tahu gosip akan segera menyebar. Tidak ada yang tahu bahwa mereka sebenarnya saudara kandung.

Liona menepis tangan Arka dengan cepat. "Bersikap kayak biasanya aja, Bang. Acuh aja. Gue nggak butuh perhatian kalian. Cuma gue yang kena masalah kalau lo kayak gini. Ujung-ujungnya, gue yang bakal dibully lagi," kata Liona tegas, menatap kakaknya tajam.

Arka tampak tertegun. Dia tak menyangka adiknya bisa sekeras itu.

"Gak usah sok peduli!" desis Liona sebelum berbalik dan berjalan pergi tanpa menunggu jawaban.

Arka hanya bisa terdiam. Semalam, Alden, kakaknya yang lain, memberitahunya bahwa salah satu temannya menemukan Liona terkunci di bilik toilet dengan pakaian basah.

***

Merasa mood-nya hancur, Liona memutuskan untuk bersembunyi di gudang sekolah. Ia melempar tasnya sembarangan, duduk, lalu menghela napas panjang.

"Belum setengah hari aja udah emosi gini, dasar Arka sialan." Mata Liona berkaca-kaca. Sejatinya ini masih tubuh Liona dan juga masih perasaan Liona.

"Arka tau darimana ya? Apa cowok yang semalem itu?" gumam Liona sambil meremas rambutnya. Dia tidak sempat melihat wajah cowok itu secara jelas.

***

Setelah berjam-jam bersembunyi di gudang, bel pulang berbunyi. Liona akhirnya keluar dari persembunyiannya, memutuskan untuk membolos dari sisa pelajaran hari itu.

"Woy!"

Liona mendongak dan melihat Ilona bersama Gama yang merangkul mesra gadis itu. Liona tersenyum tipis, penuh sinisme. Apa mereka masih layak disebut gadis?

Ilona mengulurkan uang seratus ribu. "Beliin gue makanan di luar, cepetan."

"Gue nggak mau," jawab Liona datar.

Ilona mendengus, lalu tertawa singkat. "Gue nggak nanya lo mau atau nggak, gue nyuruh lo. Sana, dua porsi. Buat gue sama Gama."

Liona memandang uang itu sejenak sebelum maju satu langkah dan mengambil uang dari tangan Ilona. Ilona tersenyum miring kemudian menghempaskan tangannya layaknya baru saja memegang kotoran.

Liona mendengus kemudian langsung menampar Ilona keras dengan tangan yang memegang uang. Uang itu melayang jatuh ke lantai bersamaan dengan suara keras dari tamparan itu. Ilona tertegun sejenak.

"SIALAN!!" teriak Ilona, hendak membalas tamparan itu, tetapi dengan mudahnya Liona menangkis.

Liona menatapnya tajam. "Denger, Ilona. Gue tau lo anak emas bokap gue sama nyokap lo. Tapi lo nggak ada apa-apanya. Lo cuma benalu yang hadir buat ngerusak keluarga gue."

Ilona mencengkeram bahu Liona, tapi Liona hanya balas menatap kosong. "Bukan lo yang benalu di rumah gue?" balas Ilona.

"Lo tinggal di rumah gue! Gue yang punya hak di sana!"

Liona menyeringai, lalu mencengkeram dagu Ilona kuat. "Rumah itu? Lo sebaiknya baca surat rumah itu baik-baik. Rumah peninggalan kakek gue itu atas nama siapa? Liona Hazel Elnara."

Ilona tertawa sinis. "Ayah udah ngasih rumah itu ke gue!"

"Percuma, suratnya tetap atas nama gue," balas Liona dingin. "Lo cuma numpang, dan lo berani ngaku-ngaku punya hak?"

Ilona terdiam, tatapannya semakin tajam.

Liona mengalihkan pandangannya ke Gama. "Kenapa lo? Marah?"

Gama balas menatapnya penuh kebencian. "Lo nggak kayak gini."

"Terus ekspektasi lo tentang gue apa?" tanya Liona tanpa takut.

"Lo murahan."

Liona terkekeh. "Murahan? Lo yang bilang gue murahan, padahal lo sendiri yang nggak jelas."

Tanpa peringatan, Gama menampar Liona keras hingga bibirnya pecah. Namun, bukannya merintih, Liona malah menyeringai. Darah di bibirnya membuat adrenalin dalam dirinya naik.

"Liona!!" suara Arka tiba-tiba terdengar dari belakang. Dia melihat kejadian itu dan tanpa ragu melayangkan tinju ke wajah Gama. Arka memukulnya berkali-kali, sementara Ilona berteriak histeris.

"Sekali lagi gue liat lo sakitin adek gue, gue bikin lo mati," ancam Arka dengan suara dingin. Dia melirik Ilona. "Dan lo, bilang sama bokap lo. Kalo nggak bisa jagain Liona, mending lepas tangan. Nggak becus!"

Setelah Ilona dan Gama pergi, Arka mendekati Liona. "Mana yang sakit?" tanyanya lembut.

Liona menggeleng pelan. "Nggak ada."

"Bibir lo berdarah, Lio," ujar Arka, khawatir.

Liona berdesis setelah mengusap bibirnya kasar. "Udah biasa. Dibawa tidur juga sembuh."

Arka menatapnya sendu. "Maafin abang, ya?"

Liona terdiam sesaat, kemudian bertanya, "Kenapa lo belum pulang?"

"Niatnya mau ngajak lo ke rumah sakit jenguk bang Alden."

"Sakit apa dia?" tanya Liona, suaranya tenang.

"Kecelakaan," jawab Arka singkat.

"Oke, ayo."

"Serius?" Arka memastikan.

"Iya," balas Liona dengan tatapan malas.

#Tbc

Follow ig: @wiwirmdni21
Follow akun wattpad author!

VOTE + SPAM KOMEN
Supaya semangat update 🔥🔥🔥

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang